Warta

Alfamart akan Menyerbu Pesantren

Selasa, 13 Desember 2005 | 03:04 WIB

Jombang, NU Online
Alfamart didukung oleh Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) akan mengembangkan sayap ke pesantren-pesantren. Hal itu terungkap dalam acara Silaturrahim Ulama dan Pengurus Koperasi Pesantren (Kopontren) se-Jawadengan Menteri Negara Kooperasi dan UKM RI Surya Dharma Ali di Pesantren Tambak Beras, Jombang, 11/12. Silaturrahim itu merupakan salah satu dari rangkaian acara haul ke-34 perintis dan penggerak NU KH. Abdul Wahab Chasbullah.

Meneg Koperasi dan UKM hadir didampingi beberapa orang pembantunya dan delegasi dari Alfamart. Sementara ulama dan utusan Kopontren yang hadir antara lain dari Semarang, Wonosobo, Purworwjo, Magelang, Sleman, Lasem, Jepara, Jombang, Lumajang, Malang, Blitar, Bawean, Sumenep, dan Jakarta Selatan.

<>

Sebelumnya Meneg Koperasi dan UKM menyatakan, koperasi pesantren akan dapat berkembang dengan baik jika dikelola dengan manajemen yang profesional. Menurutnya Koperasi pesantren jangan sampai dipimpin oleh kiai atau para putranya.

"Nanti tidak ada yang berani mengkritik. Makanya, lebih baik kiai atau gus yang memantau saja. Kalau ada yang tidak benar tinggal ditegur. Lebih baik ditangani orang luar. Ini saya bawa dari Alfamart dengan tujuan untuk membantu membangun koperasi pesantren," kata Menteri.

Kontan beberapa orang aktifis kopontren langsung menyambut tawaran menteri dengan suka cita. Beberapa utusan kopontren langsung menanyakan mekanisme dan prosedur pendirian Alfamart di Pesantren. Sahkan salah seorang langsung menawarkan tanahnya di dalam lingkungan pesantren untuk ditempati Alfamart.

"Minimal santri itu kan butuh sabun, odol, sikat gigi, sabun cuci dan yang lainnya. Itu harus ditangani oleh pesantren sendiri. Nanti dari Alfamart akan membantu. Tapi untuk pesantren yang sudah ada Indomartnya jangan," kata menteri.

Menteri menegaskan, pesantren harus mengambil peran dalam pengembangan ekonomi. Menurutnya, selama ini pesantren hanya menyumbangkan lulusan yang cerdas san berakhlak, namun dengan tingkat kesejahteraan rendah.

"Ini harus kita antisipasi. Kemiskinan adalah penyebab kekufuran, dosa yang paling besar. Harus ada perubahan. Pemerintah menyediakan fasilitas untuk perubahan itu," katanya. (nam)


Terkait