Warta

Ambil Miqot Umroh di Tan'im Lebih Mudah

Kamis, 11 November 2010 | 02:00 WIB

Makkah, NU Online
Tiap-tiap jamaah haji Indonesia Reguler rata-rata berangkat haji selama 40 hari, 9 hari di Madinah dan 31 hari di Makkah. Di Madinah, jamaah memiliki jadwal yang jelas yakni Sholat Arbain selama delapan hari setengah, selebihnya sudah terlalu sibuk untuk persiapan berangkat ke Makkah bagi gelombang pertama dan persiapan pulang untuk jamaah gelombang kedua.

Sedangkan di Makkah, waktu selama itu (30 hari) hanya dipotong sekitar lima hari jadwal wajib sejak Wukuf di Arafah hingga akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah). Artinya masih ada waktu tersisa sebanyak 25 hari tanpa jadwal wajib. Lalu apa saja yang dilakukan oleh para jamaah di Makkah dalam rentang waktu selama itu?
gt;
"Ya kita sering-sering Umroh Sunnah aja Mas. Berombongan dan berganti-ganti tempat Miqot. Kadang-kadang ambil Miqot di Ji'ronah, Tan'im dan kadang-kadang di Hudaibiyah," tutur Burhan, jamaah asal Jambi kepada NU Online.

Menurut Burhan, Miqot termudah adalah Tan'im karena Masjid Tan'im paling dekat dijangkau dari pondokan-pondokan jamaah. Sedangkan miqot tersulit adalah Hudaibiyah.

"Selain jauh, Hudaibiyah juga sudah berada di luar Madinah. Sehingga butuh mencari supir-supir bus yang memiliki tasreh (surat jalan) untuk bisa mengambil miqot di Hudaibiyah," terang Kiai muda ini. 

Lebih lanjut Burhan menjelaskan, memang bisa saja jamaah memilih untuk berdiam diri di pondokan. Beristirahat atau beribadah di masjid-masjid sekitar saja, namun tentu mereka akan kehilangan kesempatan yang telah dinanti-nantinya seumur hidup.

"Lah kan kalau ibadah lain biasa lain waktu dan di tempat lain. Tapi Umroh, kan tidak demikian. Bisa jadi ini adalah kesempatan terakhir kita ke Tanah suci. Tapi tetap saja orang berharap bisa ke sini lagi," tandasnya. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)


Terkait