Warta

Caleg Perempuan PKB Santuni Korban Tragedi Zakat Pasuruan

Jumat, 19 September 2008 | 02:19 WIB

Jakarta, NU Online
Para calon anggota legislatif (caleg) perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyantuni 21 keluarga korban tragedi pembagian zakat di Pasuruan, Jawa Timur. Santunan sementara terkumpul senilai Rp 35,6 juta.

Anggota Dewan Syura DPP PKB kubu Muhaimin Iskandar, Lily Khadijah Wahid, mengatakan, dana tersebut akan secepatnya diberikan kepada keluarga korban. Ia mengatakan hal itu dalam acara Konsolidasi Caleg Perempuan PKB untuk Pemilu 2009 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (18/9).<>

Adik kandung Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga mendoakan agar korban tewas diterima di sisi-Nya. Bagi keluarga yang ditinggalkan, peristiwa ini bisa menjadi cambuk memperjuangkan nasib perempuan.

Sementara itu, Anggota Tim Pemenangan Pemilu PKB, Ida Fauziah, menuturkan, perempuan adalah korban dari kebijakan pembangunan. Untuk itu, tragedi zakat harus bisa menjadi bahan pelajaran dan motivasi untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan.

"Bagaimana kita keluar dari kebijakan dan program yang diskriminatif, untuk itu kader PKB akan ambil bagian dalam pengambilan keputusan," tukasnya.

Pembagian zakat yang dilakukan keluarga H Syaichon, di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Pasuruan, Jatim, Senin (15/9) lalu, menewaskan 21 orang.

Pembagian zakat senilai Rp30 ribu per orang yang baru berlangsung sekitar seperempat jam itu akhirnya dihentikan. Tidak ada petugas keamanan yang ikut membantu mengamankan ribuan calon penerima zakat.

Peristiwa tragis terjadi saat pembagian zakat dimulai pukul 10.00 WIB. Ribuan warga miskin yang datang dari berbagai pelosok desa di sekitar Kota dan Kabupaten Pasuruan berebut saling berdesakan.

Sementara, pintu hanya dibuka hanya satu per satu orang. Akibatnya, ribuan orang yang terkonsentrasi di sebuah gang tak bisa bergerak. Bahkan orang yang pingsan pun tidak bisa keluar.

Saat terjadi gerakan, sebagian orang jatuh dan langsung terinjak-injak. Tumpukan manusia padat tidak bisa ditarik, sehingga yang berada di bagian bawah kehabisan napas dan meninggal dunia. (okz/rif)


Terkait