Hasyim: Pilgub Jatim Dijadikan Sarana Memecah-belah NU Paling Nyata
Jumat, 31 Oktober 2008 | 03:11 WIB
Perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur telah dijadikan sarana oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah-belah Nahdlatul Ulama (NU) paling nyata. NU, dalam hajatan pesta demokrasi lokal itu, seolah dijadikan ‘barang dagangan’ yang dijual murah.
Demikian dikatakan Ketua Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi dalam tausiyahnya pada acara Halalbihalal dan Silaturahmi Pengurus Cabang NU Bangkalan, Jatim, di Pondok Pesantren Al-Azhar, Paseseh, Tanjung Bumi, Bangkalan, Kamis (30/10) kemarin.<>
“Sesuatu yang tidak terjadi di pilgub Jawa Tengah dan Jawa Barat, di Jawa Timur sangat terasa aromanya. Kiai digambarkan beritu rupa mengerubuti salah satu pasangan cagub. Pesantren dihadapkan dengan pesantren. Ada lagi gambar ketua Muslimat NU yang dipasangi gambar salib,” jelas Hasyim.
Pengasuh Pesantren Al-Hikam, Malang, Jatim, itu menambahkan, NU di Jatim dapat dikatakan merupakan tolok ukur bagi NU di daerah lainnya. Karenanya, dalam Pilgub yang digelar untuk kedua kalinya pada 4 November nanti itu, ia mengajak warga NU memilih pemimpin Jatim yang tepat.
“Memang ada dua kader yang ‘bertarung’, tapi NU butuh gubernur, dan kita harus belajar dari DKI Jakarta yang mana ketua PWN-nya mampu menjadi pimpinan di provinsi yang NU-nya masih belum jelas,” pungkas Hasyim, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Supandi.
Ajakan tersebut, ujarnya, semata-mata untuk kepentingan NU secara umum. “Kita tidak mungkin istiqomah dalam kebodohan yang ujung-ujungnya hanya menjadi pendorong. Gambaran sederhananya adalah bagaimana menjadikan NU ini sebagai sepeda motor, bukan sebagai helmnya,” imbuhnya. (rif)