Warta

Indonesia Bisa Bantu Selesaikan Konflik Dunia Islam di Timur Tengah

Kamis, 26 Juni 2008 | 14:44 WIB

Jakarta, NU Online
Indonesia dinilai bisa membantu menyelesaikan konflik dunia Islam yang terjadi di Timur Tengah (Timteng), utamanya di kawasan Palestina. Selain karena sebagian besar penduduknya adalah umat Islam, Indonesia juga merupakan negara demokrasi.

Hal itu diungkapkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawy, saat menjadi narasumber pada halaqah bertajuk “Posisi dan Orientasi Harokah Nahdliyah di Tengah Umat Islam Global”, di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kamis (26/6).<>

Dalam acara yang dilaksanakan sebagai pra penyelenggaraan Konferensi Cendekiawan Muslim se-Dunia (ICIS) itu, Fariz mengatakan, secara politis, Indonesia berhasil melewati transisi politik sehingga menjadi negara demokratis seperti sekarang ini.

Indonesia, ujarnya, pun memiliki para ulama yang mumpuni dalam menyelesaikan masalah dunia Islam terkini. “Tinggal bagaimana caranya Indonesia bisa menafsirkan Islam agar mampu menjadi harapan baru bagi negara (Islam) lain,” tandasnya.

Meski demikian, imbuhnya, Indonesia tak bisa bergerak sendiri dan mesti didukung negara-negara Islam lainnya. Namun, kekuatan Islam di seluruh dunia saat ini belum dapat bersatu sehingga menjadi masalah tersendiri.

Dalam kasus konflik Palestina dengan Israel yang hingga kini belum berakhir, menurut Fariz, negara-negara Islam belum dapat berbuat banyak. “Tidak ada gerakan Islam yang bersatu-padu melawan penjajahan zionis Israel,” pungkasnya.

Palestina, lanjut Fariz, sesungguhnya sempat berharap banyak pada Indonesia di masa awal kemerdekaan. “Dalam kondisi ini, Palestina menjadi alat pemersatu umat Islam Indonesia walau umat Islam sendiri berasal dari beragam suku dan partai,” terangnya.

Ia menjelaskan, pelemahan kekuatan Islam di seluruh dunia terjadi saat bangsa Arab melawan Barat dalam Perang Dunia II. Sejak saat itu pula bangsa Arab terpecah menjadi 22 negara. “Terpecahnya itu juga akibat permainan Israel,” jelasnya.

Akibatnya pula, lanjut Fariz, pembelaan negara-negara Islam terhadap bangsa Palestina menjadi sangat kurang. Sehingga tindakan Israel semakin merugikan rakyat Palestina.

Selain Fariz, hadir juga sebagai narasumber pada halaqah itu, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin, mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais dan Ketua PBNU Musthofa Zuhad. (rif)


Terkait