Warta

Isu Pesantren Sarang Terorisme, NU Sedang Diuji

Jumat, 25 November 2005 | 03:11 WIB

Jogja, NU Online
Tindakan bunuh diri yang dilakukan sekelompok orang di negeri ini membuat para pemuka agama Islam menjadi gerah, karena para teroris itu selalu membawa-bawa agama Islam sebagai agama yang mengajarkan  jihad. Namun cara yang mereka lalukan salah dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Adanya teror yang sering terjadi ini merupakan ujian bagi Nahdlatul Ulama, hal itu dikatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIJ, Toha Abdurrahman usai mengikuti acara Dewan Pers di Grand Mercure Hotel Jogjakarta, kemarin. Namun Toha mengimbau kepada pengelola pondok pesantren tidak perlu khawatir.

<>

”Ponpes kan umumnya punya NU. Nah, NU kini sedang diuji. Ini sekaligus membuktikan benar tidaknya pendapat NU beberapa tahun lalu. NU dulu pernah membenarkan bom bunur diri kalau terpaksa. Waktu itu saya sudah menolak, dan tidak setuju. Saya dan utusan Jogja tidak ikut datang pada pertemuan ulama NU di Jakarta waktu itu,” katanya.

Waktu itu, kata Toha, utusan ulama dari Jogja menyatakan tidak setuju dan tidak bisa hadir. ”Kalau alasannya terpaksa, menurut saya terpaksa pun tidak boleh melakukan bom bunuh diri. Kalau terpaksa harus membunuh musuh, ya bawa saja bom dan lemparkan pada musuh,” lanjutnya Toha.

Jika kemudian setelah melempar bom tertembak peluru musuh dan mati, kata Toha, mujahidin tersebut akan mati syahid dan masuk surga. ”Menurut saya bom bunuh diri itu haram. Ya karena dasarnya bunur diri. Orang bunuh diri itu kan haram. Kalau niatnya berjihad, ya lemparkan saja senjata atau bom pada sasaran. Kalau akhirnya kita kena sasaran dan mati, itu baru jihad. Tapi kita kan tidak niat bunuh diri,” tambah Toha.

Menanggapi tindakan polisi yang dikabarkan telah melakukan sejumlah penggeledahan di beberapa Ponpes terkait penyelidikan dugaan keterlibatan dengan jaringan terorisme Noordin M Top dan Dr Azhari Husin, Toha menyatakan tidak ada masalah. ”Tidak perlu khawatir. Kalau tidak salah, kenapa kita harus khawatir.”

Toha menambahkan bahwa model jihad dengan cara bunuh diri itu tidak pernah dibenarkan agama. ”Orang jihad kemudian mati-matian memperjuangkan keyakinannya dengan cara salah, ya jihadnya salah, haram hukumnya. Orang bunuh diri kan haram hukumnya. Apalagi menghilangkan nyawa orang lain tanpa sebab yang jelas,” keluh Toha.

Sejuah ini, Toha tidak melihat adanya pelatihan menjurus terorisme yang terjadi di DIJ. ”Saya kira tidak ada Ponpes yang melatih terorisme di DIJ. Kalau pelarian, mungkin saja ada. Mereka yang ikut, biasanya terpikat oleh ceramah-cearamah yang tahunya bikin selamat, bikin pemantapan agama. Tapi Ponpes yang melakukan itu di DIJ, saya rasa tidak ada,” katanya.

Lalu bagaimana bisa terjadi pelarian aktivis terorisme ke daerah, termasuk yang diduga berada di Jogja? ”Itu hanya soal kita tidak teliti saja,” papar Toha. Menjelaskan pertemuan ulama NU yang ia tolak kesimpulannya tiga tahun lalu, Toha mengaku pertemuan tersebut mengambil kesimpulan beberapa hal.

” Munas ulama yang digelar PB NU tiga tahun  lalu kalau tidak salah. Kesimpulanya ya bom bunuh diri diperbolehkan, kalau terpaksa. Kalau saya terpaksa pun tidak boleh. Tidak ada orang mati menceburkan diri di kali, karena terpaksa. Karena putus pacar, lalu cebur ke kali, mungkin itu alasannya,” kata Toha.

Namun demikian, ia berkeyakinan jika Ponpes NU tidak ada yang tersangkut masalah terorisme, khususnya di Jogja. ”Yang lainnya yang garis keras, mungkin.Ya, dulu pernah ada keputusan NU begitu. Mungkin sekarang pemerintah atau polisi khawatir akan tertanam di Ponpes-Ponpes. Tapi saya yakin Jogja tidak ada,” kata Toha.

Apakah kesimpulan ulama pada waktu itu tersosialisasikan ke Ponpes-Ponpes? ”Karena banyak yang tidak setuju waktu itu, maka kesimpulan ulama tidak banyak yang tersosialisasi. Namun, polisi atau pemerintah kan khawatirkan Ponpes-Ponpes punya NU karena keputusan waktu itu. Namun, saya yakinkan kembali, Ponpes tidak usah khawatir. Kalau merasa benar, kenapa mesti khawatir,” kata Toha. (mar)

Kontributor NU-Online DIJ : Amar Riyadi


Terkait