Isu Praktik Politik Uang di Konferwil NU Jateng Sebaiknya Dihentikan
Senin, 21 Juli 2008 | 21:29 WIB
Isu adanya dugaan praktik politik uang (money politics) dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah di Kabupaten Brebes pada 11-13 Juli lalu sebaiknya segera dihentikan. Semua pihak diharapkan dapat menahan diri dan tidak terprovokasi atas isu tersebut.
Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar NU Jateng, Mohamad Talkhis, kepada NU Online di Semarang, Jateng, Senin (21/7) kemarin. “Masing-masing (pihak) menahan diri untuk komentar atau memprovokasi,” tandasnya.<>
Ia mengaku menyayangkan terjadinya politisasi Konferwil NU. Karena itu, ia berharap agar semua yang terlibat dalam Konferwil menyadari akan kekurangan dan kelebihan masing-masing pihak. “Apa pun hasilnya, hendaklah kita terima. Toh, proses demokratisasi itu sudah berlangsung,” ungkapnya.
Tabayun atau klarifikasi, lanjut Talkhis, menjadi pilihan terbaik yang perlu dijunjung tinggi menuju perbaikan NU Jateng di masa mendatang.
Kepada kalangan muda NU, perhelatan Konferwil yang tengah berlangsung itu perlu juga disikapi dengan refleksi. Sehingga mengetahui mana yang perlu diperbaiki dan dioptimalkan.
Dari draf yang disusun tim formatur, Talkhis mengaku gembira dengan masuknya generasi muda dalam jajaran pengurus NU Jateng meski tidak dalam jajaran pengurus inti.
“Meski hanya masuk dalam lajnah dan badan perekonomian, tapi itu sebagai itikad baik tim formatur memberdayakan generasi muda,” ungkapnya.
Hal itu bisa menjadi upaya penyeimbangan dalam kepengurusan NU Jateng. “Yang muda lebih energik dan memiliki etos kerja yang tangguh. Sedang yang tua bisa menjadi pengontrol dan berpengalaman dalam mengayuh roda organisasi,” ujarnya.
Talkhis mengingatkan agar konflik internal tersebut jangan sampai berkepanjangan. Pasalnya, berkonotasi negatif terhadap keberlangsungan organisasi. “Bangun tabayun, agar NU Jateng menjadi nyaman,” pungkasnya. (was)