Muslim dari berbagai penjuru dunia datang bersama di Ibu Kota Qatar, Doha pada 12 Oktober lalu untuk menyelamatkan, Kota Yerusalem atau al-Quds, tempat bagi salah satu masjid suci umat Islam.
"Al Quds saat ini benar-benar menghadapi ancaman nyata yahudisasi dan pemusnahan identitas Islam," ujar Faisal Mawlawai, pemimpin Grup Islam Libanon dan salah satu pendiri Institut Al Quds Internasional (QII), seperti yang dilansir oleh <>IslamOline.net.
"Semua Faksi Palestina, terutama Fatah dan Hamas telah melakukan tugas mereka sangat maksimal untuk menyatukan Palestina, seperti juga yang dillakukan seluruh orang Arab dan Muslim menyangkut Al Quds.
Konfrerensi dua hari QII tersebut mendatangkan lebih dari 300 tokoh Muslim pentind dari 47 negara. Memimpin antara tokoh-tokoh yang hadir adalah Sheikh Yusuf Al-Qardawi, presiden dari Persatuan Ulama Islam Internasional, penasihat presidensial Iran, Ali Akbar Velayati, dan mantan walikota Al Quds pertama, Bishop Attallah Hana.
"Ada bahaya nyata yang mengancam Masjid Al Aqsa, sebagaimana mengancam kota suci Al Quds. Muslim seluruh dunia harus bekerja sama untuk menyelematkan situs suci di Palestina itu," ujar Yoonis Allie, anggota eksekutif QII asal Afrika Selatan.
Para pemimpin Muslim mengingatkan jika kota suci tersebut menjadi korban dari Politik Judaisasi Israel yang tersistematik. "Orang-orang dari Asia Tenggara dan sub-benua India sangat khawatir terhadap bahaya yang dihadapi Masjid Al-Aqsa saat ini," ujar Abdul-Ghafar Aziz, pimpinan deputi grup Islam Pakistan, Jamaah Al Islam.
Hal senada diungkapkan juga oleh Abdul Rasheed Al Turaby, kepala Jamaah Al Islam Khasmir dan anggota QII, "Dengan sokongan Amerika, Israel ingin mengeliminasi keberaadaan Islam di Al Quds dan seluruh Negara Palestina," ujar Abdul-Ghafar. "Al Aqsa benar-benar menghadapi ancaman kejatuhan," imbuhnya.
Israel menguasai Al-Quds pada tahun 1967 setelah melewati 6 hari pertempuran dan menjadikan kota itu wilayah tambahan Israel. Tindakan politis yang hingga kini tidak pernah diakui oleh pihak Internasional dan PBB.
Al-Quds juga merupakan rumah bagi beberapa tempat ibadah suci kaum Nasrani, termasuk Gereja Jerusalem dan Gereja Ortodok Yunani.
Dalam beberapa tahun terakhir Israel berupaya keras, melakukan Judaisasi terhadap kota suci itu, dan merubah identitas Islam yang melekat selama ratusan tahun. Beberapa cara yakni melakukan tekanan bertubi-tubi untuk mengusir warga Palestina, termasuk upaya penghancuran rumah tinggal secara sistematis.
"Sebagai salah satu keyakinan Muslim, tempat suci ketiga, Masjid Al Aqsa ini berada di hati orang-orang Muslim Indonesia, dan hati Muslim di sini meyakini jika tempat itu menghadapi ancaman penghancuran dari penjajahan Israel," ujar Hidayat Nur Wahid, ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia yang turut hadir dalam konferensi tersebut.
Khusus untuk mempertahan Al Quds, organisasi All didirikan pada tahun 2001 dan bermarkas tetap di kota suci tersebut. All beranggotakan dewan dari negara-negara Arab dan Muslim lain, bertugas memastikan dan menjaga Al Quds tetap bertahan agar dapat diwariskan dari generasi ke generasi. (iol/rol/atj)