Warta

LP Maarif NU Padangpariaman Dinilai Sukses Bantu Pemerintah

Senin, 30 Juni 2008 | 09:00 WIB

Pariaman, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, dinilai sukses membantu kerja pemerintah melalui program Sarjana dan Pemuda Penggerak Wajib Belajar (SP2WB).

Hasil dari program yang diselenggarakan sepanjang April-Juni 2008 itu, akhirnya menjadi dasar kebijakan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikora) Kabupaten Padangpariaman dalam meningkatkan mutu pendidikan.<>

Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pendidikan Menengah Dikora Padangpariaman, Hartini, saat membuka Seminar Nasional dan Rapat Kerja LP Maarif NU Kabupaten Padangpariaman, di Aula Pemerintah Kabupaten setempat, Ahad (29/6) kemarin.

Penelitian program SP2WB dilakukan di tiga kecamatan: Patamuan, VII Koto dan V Koto Timur. Ketiga kecamatan itu merupakan daerah yang angka partisipasi kasar (APK) pendidikan paling rendah di Kabupaten Padangpariaman.

“Kita, di Dikora, selama ini belum menemukan data seakurat yang didapat SP2WB. Untuk itu, ke depan, program yang dilakukan LP Maarif NU ini harus terus dikembangkan dan dilanjutkan,” kata Hartini, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Bagindo Armaidi Tanjung.

Ketua Bidang Pendidikan Dasar-Menengah dan Advokasi Pengurus Pusat LP Maarif, A. Fathoni Rodi, yang juga hadir pada kesempatan itu, mengatakan, setiap guru harus memahami tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik.

Tujuan itu, katanya, setidaknya ada 13 jenis kecerdasan yang perlu dikembangkan kepada peserta didik. Intelegensia hanya salah satu jenis kecerdasan. Sehingga menentukan prestasi peserta didik dari hanya nilai tertinggi melalui Ujian Nasional (UN) adalah kurang tepat. Masih ada jenis kecerdasan lain yang perlu diperhatikan.

Pihaknya, ujar Fathoni, terus mendorong peningkatan mutu guru. Sehingga guru bermutu benar-benar mampu menghasilkan peserta didik yang bermutu pula. Untuk meningkatkan guru bermutu itu, dilakukan pendidikan dan latihan nasional.
 
Seminar bertajuk “Tantangan Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Bangkit” itu diikuti sekira 150 guru se-Kabupaten Padanpgariaman. (rif)


Terkait