Warta

NU Malaysia, Jalin Kerjasama Pendidikan

Ahad, 19 Maret 2006 | 07:53 WIB

PCI-NU Malaysia adalah potret NU yang kuat dan mempunyai struktur lengkap sesuai dengan kebutuhan organisasi. Seperti NU di Indonesia, NU Malaysia juga dilengkapi beberapa lembaga di struktur dan sejumlah badan otonom (banom). Lantas, Departeman atau lembaga dan banom apa saja yang ada pada NU Malaysia?
 
Di antara lembaga dan departeman yang terdapat pada PCI-NU Malysia, pertama, Departemen/Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Departemen ini berfungsi sebagai sarana pemberdayaan rohani sekaligus sebagai “corong” untuk lebih memasyarakatkan kultur keagamaan NU, baik di kalangan warga NU sendiri maupun kalangan bumiputera Malaysia (Melayu) yang memang berkultur NU, mengingat mayoritas penduduk Islam Malaysia adalah berpaham Sunni madzhab Syafi'i.

“Banyak kegiatan yang dilakukan oleh departemen ini antara lain tahlilan, yasinan, hingga pendelegasian da'i ke beberapa surau dan masjid yang ada di Malaysia, serta kilang-kilang (pabrik) dan kongsi-kongsi (penampungan pekerja di proyek pembangunan) yang dihuni oleh para pekerja Indonesia,” kata Drs H Miftahurrahim mantan ketua PCI-NU Malaysia yang juga alumnus Pesantren Tebuireng Jombang.

<>

Kedua, Departemen/Lembaga Pendidikan. Departemen ini tugasnya mirip Lembaga Pendidikan Ma’arif (NU di Indonesia). Departemen ini menjadi jembatan dan sarana pemberdayaan bagi para intelektual muda NU. Usaha yang dilakukan departemen ini antara lain adalah membuat jaringan kerjasama dengan universitas-universitas di Malaysia untuk memberikan sarana kemudahan bagi pelajar-pelajar NU memasuki universitas-universitas negeri di Malaysia.

Sejumlah universitas ternama di Malaysia yang menjalin kerjasama dengan PCI-NU Malaysia, antara lain University Kebangsaan Malaysia (UKM) Bangi Selangor, University Malaya (UM) Lembah Pantai Kuala Lumpur, University Putra Malaysia (UPM) Serdang Selangor dan University Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Gombak Kuala Lumpur.

Ketiga, Departemen/Lembaga Pengembangan Ekonomi. Departemen ini bertugas mencari kemungkinan usaha pemberdayaan ekonomi warga NU dengan membentuk berbagai jaringan usaha dan perdagangan, baik di Malaysia maupun di Indonesia. Usaha ini semakin urgen dilakukan mengingat potensi geografi maupun hubungan kerjasama bilateral yang erat di antara Indonesia dan Malaysia yang sangat erat.

Keempat, Departemen/Lembaga Tenaga Kerja. Departemen ini merupakan salah satu ujung tombak bagi usaha memberdayakan para tenaga kerja Indonesia, khususnya warga NU. Boleh dikatakan hampir kira-kira 30 persen tenaga kerja Indonesia di Malaysia "bermasalah" yang dapat dilakukan departemen ini adalah berusaha memberikan bantuan advokasi dan pendampingan bagi para TKI yang bermasalah di samping dengan cara berkoordinasi dengan pihak yang berwenang dalam menangani masalah-masalah tersebut, khususnya Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur.

Kelima, Departemen/Lembaga Bantuan Hukum (LPBH). Departemen ini merupakan kelanjutan dari usaha advokasi dan pendampingan bagi para pekerja dan siapa saja yang meminta bantuan hukum. Khususnya bantuan pra-Mahkamah dan proses mahkamah bagi para pekerja yang bermasalah.

Keenam, Departemen/Lembaga Informasi dan Komunikasi. Departemen ini bertugas memberikan arus informasi dan komunikasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan NU Malaysia dan segala keperluannya, baik pihak KBRI, sesama NGO yang ada di Malaysia, maupun pihak dan organisasi yang berada di Indonesia.

Ketujuh, Departemen/Lembaga Pemuda dan Mahasiswa. Departemen ini dibentuk sebagai sarana untuk membangun komunikasi dan arus informasi di kalangan generasi muda NU di Malaysia maupun dengan pihak dan organisasi kepemudaan yang ada di Malaysia, baik yang beranggotakan komunitas warga Indonesia maupun Malaysia, seperti PPI, dan lain-lain.

Kedelapan, Departemen Jam'iyyah Qurra' wal Huffadz (JQH). Banyaknya warga NU di Malaysia yang bergelar al-Qari' (ahli baca al Qur’an) dan al-Hafiz (penghafal al Qur'an) merupakan potensi tersendiri yang harus dikelola. Bahkan ada juga warga NU yang mempunyai pesantren di Malaysia. Karena itu, pengorganisasian perlu dilakukan agar komunitas tersebut memberikan output yang bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

“Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pendelegasian para Qurra' dan Huffadz ke dalam kegiatan sosial masyarakat, baik masyarakat pendatang maupun bumiputera dan juga mengadakan kegiatan rutin, seperti khatmil Qur'an bi al-ghaib yang dilakukan sebulan sekali dan tuisyen-tuisyen al-Qur'an, serta qira'ah, dan lain-lain,” jelas Miftahurrahim.

Kesembilan, Departemen/Lembaga Kesenian Islam. Departemen ini adalah sarana untuk mengembangkan dan mempromosikan seni-seni Islami ke berbagai lapisan masyarakat, seperti seni hadrah, terbang banjari dan juga lagu nasyid yang populer di Malaysia.

Kesepuluh, Lakpesdam. Organisasi ini merupakan banom yang berada di bawah struktur PCI-NU Malaysia. Layaknya sebuah NGO yang bergerak dalam bidang kajian dan pengembangan sumberdaya manusia, lembaga ini mencoba memberikan alternatif kegiatan yang berwawasan untuk mengembangkan sumberdaya manusia di kalan


Terkait