Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir menyatakan prihatin atas insiden bentrok antara para aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dengan massa Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta, Kamis (25/9) lalu. Apalagi, insiden kekerasan itu terjadi pada bulan suci Ramadhan.
Koordinator Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Mesir, Irwan Masduki, mengatakan, fenomena kekerasan masih saja terjadi di mana-mana. Demikian pula pada Ramadhan yang merupakan bulan kasih-sayang dan bulan pengendalian hawa nafsu.<>
Irwan mengatakan hal itu pada Buka Puasa Bersama dan Diskusi bertajuk “Ramadhan dan Fenomena Meningkatnya Kekerasan di Indonesia atas Nama Agama”, di Aula Griya Jawa Tengah, Kairo, Mesir, Jumat (26/9) lalu.
Hudallah Ridwan, narasumber lainnya pada diskusi itu menjelaskan, kekerasan yang mengatasnamakan agama, setidaknya disebabkan dua faktor. Pertama adalah kebodohan akan pengetahuan agama dan hilangnya sifat ihsan.
“Karena, sebagian kaum muslim masih memahami ajaran agama secara parsial, tidak secara utuh. Hal itulah yang menyebabkan mereka menjadi kaku dan keras,” jelas Huda pada diskusi yang disiarkan secara langsung air melalui radio streaming NUR Mesir itu.
Hilangnya dimensi ihsan yang merupakan penyeimbang sekaligus penyempurna Islam dan iman, lanjut Huda, juga dapat menyebabkan pemahaman dan penghayatan keagamaan menjadi timpang. (lut)