Obama Presiden AS, Rekonsiliasi Sunni-Syiah Irak di Bogor Digunakan
Jumat, 25 Juli 2008 | 11:07 WIB
Rekomendasi hasil Konferensi Rekonsiliasi Sunni-Syiah di Irak yang digelar di Bogor, Jawa Barat, pada 3-4 April 2007 silam, dapat digunakan jika Barack Obama berhasil menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Sebab, janji Obama untuk menarik seluruh pasukan AS dari Irak, sejalan dengan salah satu hasil konferensi Bogor.
Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (25/7).<>
Hassan menjelaskan, dalam konferensi yang digagas PBNU dan difasilitasi Departemen Luar Negeri RI itu menghasilkan rekomendasi, salah satunya, desakan penarikan pasukan AS dari Irak. Namun, rekomendasi itu kemudian tidak dapat digunakan lantaran Presiden AS George W. Bush justru menambah pasukannya.
“Pada intinya, waktu itu, (George W.) Bush malah meningkatkan (kekuatan) militernya (di Irak). Dan, hal itu jelas bukan sebagai upaya rekonsiliasi Sunni dan Syiah. Tidak ada peluang dialog bagi kelompok yang berkonflik,” terang Hassan.
Hal yang sama diungkapkan Hasyim Muzadi. Menurutnya, kondisi di Irak berkembang begitu cepat. Jika rekomendasi hasil konferensi Bogor itu digunakan saat ini, tentu tidak lagi sesuai dan membutuhkan rumusan baru. Namun, ia sependapat dengan Hassan bahwa Obama dimungkinkan dapat memperbaiki kondisi di Irak.
Obama yang merupakan kandidat presiden dari Partai Demokrat menegaskan, dia tidak akan mengendurkan niatnya menarik mundur semua pasukan AS dari Irak.
"Selama kampanye, saya telah menegaskan bahwa perang ini salah, ini kesalahan strategis dan harus diakhiri. Saya juga mengatakan akan berhati-hati soal bagaimana kita keluar dari sana. Sikap saya ini tidak berubah. Saya tidak mencari ruang untuk bermanuver atas sikap itu," kata Obama.
Obama berjanji akan langsung memanggil kepala staf angkatan bersenjata pada hari pertama bekerja. "Saya akan memberi mereka tugas baru, yaitu mengakhiri perang ini dengan penuh niat dan bertanggung jawab, serta tegas," katanya.
"Saya selalu mengatakan bahwa tindakan pengunduran tersebut karena demi keselamatan dan keamanan tentara kami dan keinginan-keinginan untuk memelihara stabilitas. Yang ternyata, situasinya tidak berubah," imbuh Obama. (rif)