Warta

PBNU: Narkoba Mulai Masuk Pesantren

Jumat, 1 Februari 2008 | 00:09 WIB

Jakarta, NU Online
Ini barangkali merupakan peringatan bagi Nahdlatul Ulama (NU). Narkoba, barang haram dan berbahaya itu, ditengarai sudah mulai masuk pondok pesantren. Dari sejumlah survei, ditemui beberapa pengguna barang setan itu dari kalangan pesantren.

“Dari beberapa survei, saya melihat bahwa beberapa gelintir pengguna obat-obatan (narkoba) berasal dari pesantren. Ini harus menjadi perhatian,” terang Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Endang Turmudi.<>

Ia mengatakan hal itu dalam sambutannya pada pembukaan Pelatihan Peningkatan Kemampuan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Narkoba, di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (31/1). Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Pengurus Pusat Lembaga Pelayanan Kesehatan NU dengan The Colombo Plan.

Turmudi mengaku sangat prihatin dengan makin pesatnya fenomena penyalahgunaan zat adiktif itu. “Para tahanan di Indonesia merasa lebih mudah mendapatkan obat-obatan. Ironi yang harus menjadi perhatian banyak pihak. Ini juga menyangkut sindikat internasional,” terangnya.

Karena itu, ia menyambut baik pelatihan yang diikuti para santri dari 12 ponpes NU se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Yogyakarta, itu. Menurutnya, kalangan pesantren juga perlu dibekali pengetahuan tentang pencegahan narkoba.

PBNU, ungkapnya, akan menggalang dukungan dengan para ahli, dokter untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba, khususnya, para pecandunya.

Di tempat yang sama, Staf Senior Program Pengawasan Narkoba The Colombo Plan, Freddie Jayawardena, mengatakan, pelatihan tersebut diselenggarakan untuk memberikan pencerahan kepada kalangan pesantren.

Melalui pelatihan tersebut, tambahnya, diharapkan para santri dapat melakukan hal yang sama pada komunitasnya dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

“Melalui pendekatan terhadap santri atau kiai, sangat penting di Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim,” ujar Freddie.

Sebelumnya, Wakil Ketua PP LPKNU, dr Wan Nedra, mengatakan, diselenggarakannya pelatihan tersebut juga untuk mendapatkan masukan bagi formulasi visi dan misi pengembangan kemampuan para peserta dan pesantren sebagai media center penanggulangan bahaya narkoba.

12 ponpes yang terlibat dalam pelatihan itu, antara lain, Ponpes Nurudholam, Al-Muhajirin (Jakarta Utara), Darunnajah (Jakarta Selatan), Azziyadah, Darussalam (Jakarta Timur), Avicenna (Jakarta Pusat), Asshiddiqiyah, Madinatunnajah (Tangerang), As-Shiriyah Nurul Iman (Bogor), Yapink (Bekasi), Al-Hamidiyah (Depok) dan Al-Munawir (Yogyakarta). (rif)


Terkait