Sesuai metode hisab atau perhitungan astronomis, waktu 1 Syawal 1429 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri tahun ini sangat tidak mungkin terjadi hari ini. Sebab, menurut perhitungan astronomis memang belum waktunya bulan Ramadhan telah berakhir.
Demikian ditegaskan Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A. Ghazalie Masroeri, dalam perbincangan dengan NU Online, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (29/9).<>
“Banter-bantero (baca: secepat-cepatnya) pun tidak mungkin. Kalau, misal, dipaksakan pun, akan bisa dirukyat setelah malam ini,” terang Kiai Ghazali—begitu panggilan akrabnya—tanpa menjelaskan pukul berapa waktu ‘malam ini’ yang dimaksud.
Ia mengatakan hal itu menanggapi sebagian umat Islam di Indonesia yang telah menetapkan 1 Syawal 1429 Hijriyah dan ber-Idul Fitri pada Senin, hari ini. Sebagian mereka menetapkannya sesuai metode hisab, dan sebagian yang lain dengan rukyat (pengamatan terhadap bulan).
Kiai Ghazalie menambahkan, jika menurut metode hisab tak mungkin 1 Syawal terjadi hari ini, maka juga kecil kemungkinan bulan akan dapat di-rukyat. Maka, pilihan berikutnya adalah menggenapkan usia bulan Ramadhan menjadi 30 hari (istikmal). Dengan demikian, Lebaran ditetapkan pada 1 Oktober 2008.
Beberapa organisasi kemasyarakatan Islam di Tanah Air telah melaksanakan salat Idul Fitri hari ini, yakni, Jamaah Naqsabandiyah di Padang (Sumatera Barat) dan Jamaah An-Nadzir di Gowa (Sulawesi Selatan). Bahkan, Jamaah Al-Muhdlor di Tulungagung (Jawa Timur) telah ber-Lebaran pada Ahad (28/9) kemarin. (rif)