Warta

PCI NU Pakistan Bantu Penyambutan SBY di Islamabat

Ahad, 27 November 2005 | 13:31 WIB

Islamabad, NU Online
Pakistan yang dikenal dengan penduduk mayoritas muslim tidak bisa dipandang sebelah mata oleh RI. Selain karena punya kesamaan hubungan emosional ideologi dan sesama anggota OKI, Pakistan juga punya kontribusi yang tidak kecil dalam perang kemerdekaan. Untuk itu SBY dan rombongan menyempatkan untuk singgah di Pakistan, dan sekaligus sebagai kunjungan balasan SBY, ketika Musharraf berkunjung ke Jakarta dalam acara Konfrensi Asia Afrika di Bandung.
 
Di samping itu, lawatan kunjungan dua hari SBY dari tanggal 24-25 ke Islamabad sangat penting untuk menghindari kecurigaan Pakistan antara Indonesia dan seteru bebuyutannya,  India. Serta untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua Negara dalam bidang ekonomi, pertahanan dan perang terhadap aksi terorisme.
 
KBRI Islamabad selaku perwakilan resmi RI, dalam penyambutan rombongan Presiden banyak melibatkan anggota dan pengurus teras NU Pakistan untuk membantu kelancaran proses acara penyambutan presiden dan rombongan.
 
SBY dan Rombongan yang naik pesawat Garuda mendarat di airport Islamabad sekitar pukul 09.30 waktu setempat dan langsung disambut oleh Musharraaf dengan upacara kenegaraan. Setelah istirahat sejenak di Hotel Serena selama kurang lebih dua jam. Rombongan Presiden langsung diboyong ke aula budaya nusantara untuk menghadiri pertemuan dengan masyarakat Indonesia yang sudah menunggu sejak pagi.
 
Dalam pertemuan masyarakat yang dihadiri sekitar 200 orang lebih itu, SBY banyak bercerita seputar kabar di tanah air yang sedang menghadapi cobaan berat dan bertubi-tubi, namun begitu ia mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu optimis bahwa di balik krisis dalam negeri pasti ada hikmah yang tersimpan, asal kita bersabar dan berikhtiyar.
 
Disamping itu ia juga mengungkapkan keberhasilan pemerintahannya dalam beberapa hal, seperti MoU perdamaian antara RI-GAM, keberhasilan tim polisi dalam membekuk dan menumpas gembong teroris Dr.Azahari, penggerebekan rumah produksi ekstasi yang terbesar ketiga di dunia dan meningkatnya laju neraca ekonomi dalam negeri secara signifikan. Namun demikian ia menyatakan belum puas kalau belum bisa menekan angka kejahatan korupsi hingga ke level minimum. Untuk itu ia menyatakan perang terhadap aksi kejahatan korupsi di segala bidang. Karena apabila uang Negara bisa diselamatkan dari korupsi, Negara bisa menyediakan rumah sakit dan sekolah gratis,membangun jalan, meningkatkan gaji guru dan lain-lain,ujarnya.
 
Pertemuan antara presiden dan masyarakat Indonesia yang memakan waktu kurang lebih satu jam setengah berakhir pukul 12.30 dan diteruskan dengan makan bersama dengan masyarakat Indonesia di bawah atap tenda yang berukuran 100x30 m. Kesan merakyat SBY tampak dengan longgarnya penjagaan paspamres pada cara makan bersama. Karena  sebagian masyarakat Indonesia diperbolehkan duduk semeja dengan SBY dan Dubes RI. Serta tidak segan mendatangi dan mengobrol dengan masyarakat lainnya, setelah usai makan dan fhoto bersama.

Kontributor: M.Afifuddin A.Muchit, Ketua LTNU PCI-NU Pakistan.

<>


Terkait