PCNU Ancam Nonaktifkan Fungsionaris yang Terlibat Politik Praktis
Senin, 23 Juni 2008 | 23:29 WIB
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur, mengancam bakal menonaktifkan para fungsionarisnya yang diketahui terlibat politik praktis, terutama dalam Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) setempat pada 23 Juli mendatang.
Ancaman itu dibuktikan melalui surat edaran yang diterbitkan jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Jombang untuk semua tingkatan kepengurusan, yakni, majelis wakil cabang (MWC), pengurus anak cabang (PAC) dan pengurus ra<>nting (PR).
Surat edaran itu tegas menyatakan bahwa siapa pun pengurus NU yang terlibat dalam Pilkada, harus dinonaktifkan. “Menjadi jurkam (juru kampanye), tim sukses dan semua yang terkait Pilkada atau Pilgub, harus dinonaktifkan,” ujar Rais Syuriyah PCNU Jombang KH Abdun Nashir Fatah, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Yusuf Suharto.
Ia mengatakan hal itu di sela-sela melakukan kunjungan ke beberapa MWC NU se-eks Kawedanan Ngoro, Jombang, pada Ahad (22/6) lalu. Kunjungan itu juga dihadiri sejumlah jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah, di antaranya, KH A. Wazir Ali (Katib), KH Isrofil Amar (Ketua) dan H Hamid Bisri (Sekretaris).
Kiai Nashir—begitu panggilan akrabnya—menjelaskan, pihaknya harus bersikap tegas dalam hal jika ada keterlibatan petinggi NU dalam pilkada. Jika tidak demikian, maka aturan organisasi yang melarang NU terlibat di politik praktis tidak akan dipatuhi.
Menurutnya, Khittah NU 1926 yang merupakan keputusan Muktamar ke-27 di Situbondo, Jatim, pada 1984, harus sungguh-sungguh dijalankan. “NU menyatakan diri untuk kembali ke Khittah 1926. Jadi, NU itu netral, itulah yang kita pegang” terang Kiai Nashir yang juga Pengasuh Pesantren Virtual.
Komisi Pemilihan Umum Daerah setempat telah menetapkan tiga pasangan pasangan cabup-cawabup sebagai peserta Pilkada yang akan digelar 23 Juli nanti. Ketiganya adalah Suyanto-Widjono, Nyono Suherli-Halim Iskandar dan Suharto-Mudjib Mustain.
Terbitkan Buletin dan Buku Aswaja
Dalam kesempatan yang sama, Kiai Wazir—panggilan akrab KH A. Wazir Ali—mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan buletin yang berisi dasar-dasar amaliah warga NU. Buletin bernama “Nahdlah” yang dikelola Lajnah Ta’lif wan Nasyr NU itu juga untuk merespon fenomena kasus Ahmadiyah.
Selain itu, PCNU Jombang juga berencana menerbitkan buku berisi landasan amaliah warga NU. “Bukunya, insya Allah, pada bulan (Juli) sudah dapat dicetak” ujar Kiai Wazir yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, itu. (rif)