Warta

Ulama Indonesia-Sudan Merintis Pertemuan Tarekat Internasional

Selasa, 5 Agustus 2008 | 08:01 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua organisasi tarekat Indonesia yang tergabung dalam Jam’iyyah Tariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah Habib Muhammad Lutfi bin Yahya bertemu dengan Sheikh Umar Idris Hadrah, yang merupakan Ketua Majlis Tertinggi Dakwah Islam Sudan sekaligus mursyid Tarekat Hatmiyyah di Sudan.

Pertemuan tersebut dilakukan sebagai upaya saling mengenal sekaligus merintis pertemuan kaum tarekat sejagat.<>

Dalam pertemuan yang dilakukan di sele-sela penyelenggaraan The Third International Conference of Islamic Sholars (ICIS III) di Jakarta, Rabu (30/7), Habib Lutfi sempat mengungkapkan hasrat bagi dilakukannya pertemuan tarekat sufi internasional.

Menanggapi pernyataan tokoh ulama harismatik dari Pekalongan Jawa Tengah itu, Sheikh Umar menyambut baik permintaan itu dan menyatakan persetujuannya. Menurutnya, pertemuan tersebut bisa diawali di Khartoum Sudan atau di Jakarta.

“Bila terlaksana, maka pertemuan kalangan tarekat sufi tersebut merupakan hasil kongkrit ICIS merintis pertemuan ulama lintas batas,” katanya.

Pertemuan berlangsung di lobbi Hotel Borobudur tempat berlangsungnya ICIS itu sempat menyita perhatian para peserta konferensi. Delegasi Sudan sendiri terdiri dari 3 orang peserta. Mereka didampingi oleh utusan resmi Pengurus Cabang Istimewa NU Sudan, yaitu Muhammad Shohib, Lc dan Muhammad Hilmi as-Siddiqi.

Kepada Syeikh Umar Idris Hadrah, Habib Lutfi menyatakan kegembiraannya bisa bertemu dengan delegasi Sudan. Habib Lutfi juga menjelaskan gambaran umum tentang gerakan tarekat sufi di Indonesia yang berjumlah sekitar 40-an tarekat. Kehidupan kaum Tarekat berlangsung damai dan harmoni.

Syeikh Umar juga menjelaskan kepada Habib Lutfi, dunia tarekat sufi di Sudan. Syeikh juga menyatakan kegembiraannya dengan keberadaan tarekat sufi yang masih hidup dan berkembang dengan baik di Indonesia.

Syeikh juga menegaskan bahwa kaum sufi benar-benar telah menjadi tiang penyangga kehidupan dunia ini. “Tanpa keberadaan mereka, kita tidak tahu bagaimana bentuk kekacauan yang menimpa dunia ini,” katanya. (hil)


Terkait