Jakarta, NU Online
Riset yang dilakukan oleh Balitbang dan Diklat Kementerian Agama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan baca-tulis Al-Quran antara siswa yang aktif di organisasi Rohani Islam (Rohis) dengan yang tidak aktif di Rohis pada alpha 0,03 di mana justru yang tidak aktif di Rohis kemampuannya lebih tinggi daripada yang aktif di Rohis. Mereka yang kurang aktif di Rohis juga kemampuannya lebih tinggi dari yang aktif di Rohis pada alpha 0,016.
Temuan tersebut merupakan sebagian dari hasil penelitian yang difokuskan pada penyusunan indeks Pendidikan Agama Islam Tingkat Sekolah Menengah (SMA) di Kabupaten Serang, Banten. Balitbang Diklat Kemenag menyusun Indeks Keberhasilan Pendidikan Agama bertujuan untuk mengetahui Indeks Keberhasilan Pendidikan Agama Islam (IKPAI) Kelas XII SMA Negeri di Kabupten Serang yang mencakup kemampuan membaca Al-Quran, perilaku, karakter, afeksi; dan pengaruh profil responden terhadap Indeks Keberhasilan PAI (kemampuan membaca Al-Quran, perilaku, karakter, dan afeksi).
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII SMA Negeri yang beragama Islam di wilayah Kabupaten Serang sebanyak 3023 peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 bulan, mulai bulan Juni 2015 sampai Desember 2015.
Indeks Keberhasilan PAI (IKPAI) Kelas XII SMA Negeri se-Kabupaten Serang yang merupakan komposit dari indeks 4 variabel adalah 0,60. Variabel baca-tulis Al-Quran dengan indeks 0,68; perilaku 0,56; karakter 0,56; dan afeksi 0,60.
Dilihat dari pengaruh profil responden terhadap Kemampuan Baca-Tulis Al-Quran, tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang sangat signifikan antara siswa dari jurusan IPA dan IPS pada alpha 0,00 di mana kemampuan siswa IPS relatif lebih tinggi dari siswa IPA.
Terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al Quran siswa yang signifikan berdasarkan perbedaan jenis pekerjaan orangtua masing-masing. Orangtua yang bertani anak-anaknya lebih mampu baca-tulis Al-Quran daripada anak-anak/siswa yang orangtuanya PNS/TNI/Polri (alpha 0,039). Orangtua yang bertani anak-anaknya lebih mampu baca-tulis Al-Quran daripada anak-anak/siswa yang orangtuanya Wiraswasta (alpha 0,087).
Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang berasal dari SMP dengan siswa yang berasal dari MTs. Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang berasal dari SD dengan siswa yang berasal dari MI.
Tidak terdapat perbedaan kemampuan baca-tulis Al-Quran yang signifikan antara siswa yang mengaji di Pesantren/Diniyah, dengan yang Privat, di TPQ, maupun yang hanya belajar agama Islam di SMAN. (Kendi Setiawan/Mukafi Niam)