Peneliti pada Balitbang Diklat Kemenag, Farida Hanun melakukan penelitian Madrasah Berprestasi dengan Kelas Bilingual. Hasil penelitan telah dipublikasikan dalam Jurnal Dialog Vol. 41, No.1, yang terbit Juni 2018.
Penelitian dilakukan di Kelas Bilingual MIN I Kota Tangsel, bertujuan mengetahui pelaksanaan program Kelas Bilingual di MIN I Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan program Kelas Bilingual menghasilkan generasi penerus yang berkualitas dan menguasai bahasa asing, faktor pendukung program bilingual adalah adanya jaringan kerja sama dengan Lembaga Cambride International, dan adanya peranan komite madrasah dan dukungan kepala madrasah terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerag Selatan secara legal berdiri pada tahun 1991 setelah Departemen Agama Kabupaten Tangerang mengeluarkan surat izin penegeriannya. Sebelum menjadi madrasah negeri, Madrasah ini bernama Madrasah Ibtidaiyah Daar el-Maghfiroh yang berdiri pada tahun 1983 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Darul Maghfiroh. Selain mendirikan Madrasah Ibtidaiyah yayasan pendidikan Daar Al-Maghfiroh juga mendirikan madrasah Diniyah dan Madrasah Tsanawiyah dimana lokasi ketiga lembaga pendidikan tersebut berada dalam satu atap.
Visi MIN I Kota Tangsel yaitu terwujudnya manusia yang cerdas, berwawasan luas, memiliki keterampilan, mandiri dan berakhlak mulia.
Kebanyakan taraf ekonomi orang tua peserta didik termasuk golongan menengah kebawah khususnya kelas reguler, sedangkan kelas bilingual kebanyakan berasal dari orang tua dengan ekonominya lebih mapan. Selanjutnya peranan Komite MIN I Kota Tangsel dalam pengembangan kelas bilingual sangat tinggi. Pelaksanaan sistem pembelajaran kelas bilingual disatuan pendidikan perlu melibatkan seluruh warga sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar. Pengembangan kurikulum kelas bilingual dilakukan secara bertahap, melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan.
Dibentuknya program kelas bilingual bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah, mempersiapkan madrasah untuk menuju SSN (Sekolah Standar Nasional) Mandiri, memberikan bekal dan landasan yang kuat kepada peserta didik dalam bidang ilmu pengetahuan, keagamaan dan kebangsaan, memberikan bekal atau landasan yang kuat kepada peserta didik dalam bidang Bahasa Inggris, dan lulusan Madrasah Kelas Bilingual dapat melanjutkan ke SMP/MTs, pondok favorit.
Kurikulum Kelas Bilingual
Kurikulum yang dipergunakan MIN I Kota Tangsel ada dua model. Pada kurikulum kelas reguler menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan Kelas Bilingual menggunakan gabungan kurikulum 2013, kurikulum internasional yang relevan, dan kurikulum muatan lokal. Kelas Bilingual dilengapi juga program pembelajaran bilingual. Program Kelas Bilingual adalah sebuah program pembelajaran dimana Bahasa Inggris dan Arab menjadi bahasa instruksi (classroom language) dan digunakan dalam daily language, di samping murid mendapatkan pelajaran bahasa Inggris sepuluh jam dalam seminggu.
Dalam program bilingual kelas didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak dapat belajar dengan sentuhan personal dan bimbingan dari tenaga pengajar yang profesional sehingga perkembangan spritual, intelektual, emosional, sosial dan fisik mereka terpantau secara memadai. Kelas Bilingual juga memiliki atmosfir pembelajaran yang menyenangkan dimana setiap murid diberi kesempatan luas untuk mengembangkan karakter dan rasa percaya diri dalam suasana yang penuh persahabatan.
MIN I Kota Tangsel pada implementasi program Kelas Bilingual menggunakan kurikulum 2013 serta diperkaya dengan program Bahasa Inggris dari Cambridge YLG (Young Learner Go) yang terdiri dari tiga buku starter, Mover dan Hayer serta Computer Science. Selain Cambridge program kelas bilingual juga menggunakan program MPH (My Pals are Here) untuk Science dan Math dari Marshall Caverdish Singapura.
Untuk pembelajaran PAI Kelas Bilingual mengacu kepada Peraturan Menteri Agama no.2 tahun 2008 tentang Standar Isi PAI dan Bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah dengan tambahan Bahasa Arab menjadi 4 jam per minggu, Program Tahfidz Al-Qur’an juz 29 – 30 serta Baca Tulis Al-Qur’an metode Qiroati. Dalam pengembangan kurikulum kelas bilingual, MIN I Kota Tangsel melakukan kerja sama dengan pihak lain: Bekerja sama dengan sekolah Internasional Mentari, Sekolah Global Jaya, Sekolah High Scope, Asosiasi sekolah berstandar internasional Program Kelas Bilingual.
Dasar pemikiran penyelenggraan kelas bilingual, Pertama, tuntutan dan kebutuhan masa kini sesuai dengan dinamika masyarakat modern. Kedua, sekolah bilingual yag ada di jakarta dan sekitarnya hampir semua adalah sekolah yang berbasis kristiani dan jauh dari nilai-nilai patriotisme bangsa karena dikelola oleh pihak asing. Ketiga, ingin menjadikan madrasah sebagai pelopor agent of change dapat memenuhi tuntutan masyarakat dengan menerapkan program bilingual.
Kelas unggulan merupakan program yang menggembangkan dan menggunakan dua bahasa. Program yang seharusnya mampu membangun komunitas berbahasa Inggris secara natural di lingkungan sekolahnya dan bukan sekedar menyampaikan beberapa pelajaran dalam bahasa Inggris. Struktur organisasi dalam kelas bilingual di pimpin oleh penanggung jawab atau koordinator untuk menjamin agar program pembelajaran bilingual dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan koordinator juga membawahi kelas bawah yaitu kelas 1-3 dan kelas atas yaitu kelas 4 -6.
Keunggulan kelas bilingual di MIN I Kota Tangsel diantaranya adanya Kelas moveable, dan Kelas Tematik untuk Kelas 1-3; Adanya grouping (pengelompokkan), metode yang digunakan modern (field trip, audio visual, game, cookery, observasi dsb). Setiap satu kelas terdiri dari dua orang guru, dengan maksimal 24 siswa.
Selain keunggulan di atas, kelas bilingual dilengkapi dengan fasilitas yang memadai di antaranya meja kursi yang moveable, ketersediaan loker, display board, perangkat komputer dan VCD/DVD, unit tape recorder, dan kelengkapan perpustakaan kelas.
Desain Kelas Bilingual di antaranya ruang kelas yang moveable, ber AC dan terdapat karpet untuk morning talk dan penjelasan konsep pelajaran; Display hasil karya anak sebagai apresiasi terhadap karyanya, Display harus selalu diganti sesuai dengan pergantian tema; Kelas berfungsi sebagai laboraorium belajar untuk semua materi pelajaran Kegiatan pembelajaran dengan membuat display bertujuan untuk mengapresiasikan hasil karya anak dalam semua mata pelajaran.
Display juga berfungsi sebagai pengingat beberapa pelajaran. Bahan yang didisplay adalah hasil karya anak, kreasi guru terhadap konsep yang ingin dipelajari sekaligus diingat oleh anak. Teknik mendisplay yakni display dibuat oleh guru baik guru bahasa Inggris maupun guru bahasa Indonesia secara seimbang. Sebelum mendisplay guru duduk bersama membuat konsep dan draft display yang terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada koordinator kelas bilingual atau kepala sekolah Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas bilingual di antaranya metode modern seperti jigsaw, poster coment, field trip, word search.
Selain menggunakan metode yang modern, juga menggunakan sistem pengelompokan (grouping), menerapkan sistem belajar tuntas yaitu guru bertanggung jawab memberikan remedial bagi siswa/i yang belum menguasai konsep materi.
MIN I Kota Tangsel dalam pengelolaan pembelajaran menggunakan pola terencana dengan jadwal yang ketat. Selain jadwal mengajara guru, juga telah dibuat jadwal meeting guru. Jadwal meeting guru dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan proses pembelajaran yang bermakna guru seminggu sekali wajib duduk bersama sama untuk membicarakan rencana, strategi maupun metode pembelajaran agar kegiatan dan metode pembelajaran modern bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, setiap awal semester guru sudah bisa memutuskan tempat untuk field trip baik yang jauh maupun yang dekat dan kegiatan-kegiatan insidentil dalam menunjang pembelajaran. Salah satu keunggulan kelas bilingual adalah pengembangan pembelajaran bahasa.
Pengembangan pembelajaran bahasa dilakukan dengan beberapa konsep, diantaranya: Pertama, konsep bahasa Inggris bisa diterapkan dalam kegiatan olah raga, art dan cookery. Kedua, pembelajaran bahasa Inggris dan Arab dapat mengembangkan empat kemampuan berbahasa yaitu membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Cookery minimal tiga kali dalam satu semester. Pembelajaran lewat cookery bertujuan untuk mengembagkan kemampuan bahasa anak terutama dalam mengenal berbagai macam makanan dan minuman serta bahan-bahannya.
Pembelajaran cookery juga bertujuan untuk mengembangakan kemampuan menulis terutama menulis resep dan laporan. Kegiatan cookery harus diintegrasikan dengan tema pelajaran Guru bahasa Inggris wajib menggunakan bahasa Inggris secara penuh ketika mengajar pelajaran bahasa Inggris, science, math, cookery dan phonic.
Semua guru bahasa Inggris wajib berkomunikasi dalam bahasa Inggris di dalam dan di luar kelas. Semua guru yang ada di kelas bilingual wajib mempraktikkan classroom language yang dibuat bersama-sama. Guru bahasa Inggris wajib berkomunikasi dengan semua siswa dengan menggunakan bahasa Inggris apabila harus terpaksa menerjemahkan diupayakan dengan body laguage. (Kendi Setiawan)