Balitbang Kemenag

MIS Nahdlatul Wathon 3 Pancor NTB sebagai Madrasah Unggul

Selasa, 7 November 2017 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Saat ini, madrasah tidak lagi hanya sekadar menjadi sekolah Islam yang diminati masyarakat kelas menengah ke bawah, tetapi juga masyarakat kelas menengah ke atas. Meskipun banyak berada di pinggir kota, bukan berarti anak pinggiran karena dari sisi kualitas mereka mampu bersaing.

Dengan demikina madrasah sudah menjadi lembaga pilihan yang memiliki berbagai keunggulan.

Madrasah adalah lembaga pendidikan yang berkelas dan memiliki kekhasan yang memungkinkan dapat melahirkan manusia yang bermutu melalui layanan yang bermutu pada semua jenjang (MI, MTs, dan MA). 

Namun, sampai saat ini, performa madrasah unggul belum tersosialisasi secara meluas.  Padahal madrasah-madrasah seperti inilah yang akan dijadikan contoh dan akan dikembangkan di beberapa tempat di seluruh Indonesia. Diharapkan, dengan adanya madrasah unggul, madrasah-madrasah di sekitarnya akan melihat bagaimana contoh penyelenggaraan  dari suatu madrasah unggul; yang lengkap fasilitasnya, bagus kualitas pendidikannya, dan tinggi prestasinya. 

Sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang penting tentang capaian pengembangan pendidikan madrasah unggul kepada masyarakat luas, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian RI telah melakukan pemetaan keunggulan dan kekhasan madrasah unggul dalam bentuk monografi. Pada 2010 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian RI telah melakukan pemetaan Madrasah Aliyah Unggul dan Madrasah Tsanawiyah Unggul pada 2014 pada beberapa provinsi di Indonesia.

Sementara pada 2015 sebagai kelanjutan dari kegiatan pemetaan madrasah unggul, untuk lebih mengaitkan tugas institusi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan yang merupakan lembaga penelitian, dilakukan kegiatan yang lebih akademik dan tidak hanya sekadar monografi madrasah, yaitu penelitian penyelenggaraan madrasah unggul pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah.

Ada pun Madrasah Ibtidaiyah unggulan tertuju kepada Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nahdlatul Wathon (NW) 3 Pancor, NTB.

Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui input, keunggulan dan kekhasan proses pembelajaran, hingga output Madrasah Ibtidaiyah unggulan serta faktor pendukung dan penghambat yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah unggulan dan strategi Madrasah Ibtidaiyah unggulan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 

Penelitian tersebut menghasilkan temuan,

Pertama, MIS NW 3 Pancor  merupakan madrasah yang didirikan pada tahun 1952, bernaung di bawah Organisasi Islam Terbesar di NTB yakni Organisasi Nahdlatul Wathon. Pendirinya adalah seorang ulama kharismatik yaitu TG KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid. 

Kedua, MIS NW 3 Pancor telah mengalami banyak perubahan belajar-mengajar yang mulanya sebuah lembaga pendidikan Non Formal/Diniyah Islamiyah yang menggunakan fasilitas sederhana di tengah perkampungan lingkungan kumuh. Belajar-mengajar dilaksanakan sore hari dengan materi khusus Pendidikan Agama Islam. Sekarang sudah menjadi madrasah bercirikan keagamaan berada di daerah perkotaan yaitu di Jl. Dewi Sartika No. 21 Pancor yang merupakan kota santri, sehingga mudah menemukan letak madrasah.

Ketiga, Kekhasan madrasah ini adalah struktur bangunan gedung yang megah yang menggambarkan rumah adat Lombok, sehingga menjadikan kepedulian masyarakat terhadap madrasah ini, karena semuanya adalah hasil swadaya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. 

Keempat, Dalam rangka mempertahankan ciri kekhasannya, MIS NW 3 Pancor mempunyai program kegiatan Do’a bersama; Tadarus Al-Qur’an dan membaca surat-surat pendek; Shalat dhuha berjamah, Pengkajian/Bimbingan keagamaan Islam; Peringatan Hari Besar Islam, impelemtentasi praktik ibadah; silaturahmi antar pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan masyarakat; dan menyambung semangat belajar, cinta tanah air dan mengagungkan kemuliaan agama.

Kelima, MIS NW 3 Pancor Madrasah Ibtidaiyah NW 3 Pancor dalam program kerjanya telah banyak memperoleh prestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional di antaranya adalah mendapatkan juara III tingkat Nasional untuk perpustakaan dan juara I untuk Nasional pada wilayah bina DBEP pada tahun 2003. 

Selain itu, terdapat Kendala yang dihadapi madrasah swasta ini adalah adanya tuntutan sekolah gratis sehingga menyulitkan untuk pemungutan biaya. 

Dari temuan tersebut, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian RI memberikan rekomendasi sebagai berikut:

Pertama, MIS perlu meningkatkan kerjasama dengan Kepala Daerah, Kemenag dan tokoh masyarakat Kabupaten Lombok dalam pemenuhan pendidik dan tenaga kependidikan.

Kedua, MIS perlu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan untuk membentuk peserta didik yang unggul, mandiri, kreatif dan Islami dengan melibatkan seluruh stakeholders (Kepala Madrasah, guru, pengawas dan seluruh staf MIS). (Husni Sahal/Kendi Setiawan)