Jakarta, NU Online
Pada tahun 2017, Puslitbang Lektur dan Khasanah Keagamaan, Balitbang Diklat Kemenag melakukan penggalian manuskrip di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan DKI Jakarta. Di DKI Jakarta ditemukan sejumlah manuskrip, tiga di antaranya adalah manusrkirp kitab Ṡamarātu at-Tūt fī Buldāni Hadramaut, kitab ‘Uddat al-Lafāẓ bi żayli Ṭabaqāt al-Huffā, dan Riwayah bil Fi’l.
Naskah Ṡamarātu at-Tūt fī Buldāni Hadramaut ditemukan dalam kondisi baik. Ia dikarang Habib Salim ibn Jindan. Dalam naskah tidak ditemukan informasi tahun penulisannya. Naskah dimiliki oleh Habib Ahmad ibn Novel dan saat ini naskah tersimpan rapi di Pondok Pesantren Al-Fachriyah Jakarta, Otista Raya.
Naskah berjumlah 36 halaman dengan jumlah baris pada setiap halaman secara umum 13 baris. Naskah berukuran 27x19 centimeter dan ukuran teksnya 21x12 centimeter. Naskah ditulis dalam Bahasa Arab menggunakan aksara Arab dengan jenis khat Naskhi. Tulisannya ditulis dalam bentuk prosa. Sedangkan alas naskah yang digunakan untuk menulis isi teks adalah kertas bergaris. Naskah ditulis dengan tinta warna biru-coklat.
Naskah memiliki sampul jilid kover baru berwarna biru. Terdapat juga penomoran dengan aksara Arab. Jumlah lembar naskah 18 lembar dengan jumlah halaman kosong 19 halaman. Isi ringkas naskah ini adalah berisi tentang sejarah nama-nama kota yang ada di Hadaral Maut, seperti Tin`a, al`Ijz, Al-`arsamah.
Kutipan awal pada naskah ini adalah Bismillāhirraḥmānirraḥīmi al-ḥamdulillāhi ‘alā mā aulānā min an-ni’ami wa żakkirnā bihī minhā wa naḥnu fī al-qadami. ṡumma wālāhā ‘alā ad-dawāmi.
Dan kutipan akhirnya, ‘alaihi wa ālihi wa sallam ajāba ad- da‘wati masru‘an wa aslama ṡumma rafada ilaihi ṣallallāhu’alaihi wa sallam sanah tis’a wa lahū min al-aulādi ‘alaqatun … wa ‘innī ṡumma baina...wa każālika..jā’ a min aṡ-ṡamar…..
Kemudian, naskah ‘Uddat al-Lafāẓ bi żayli Ṭabaqāt al-Huffāẓ, pengarangnya Habib Salim ibn Jindan. Dalam naskah tidak ditemukan informasi tahun penulisannya. Naskah dimiliki oleh Habib Ahmad ibn Novel. Sekarang, naskah ini tersimpan rapih di Pondok Pesantren Al-Fachriyah Jakarta di Otista Raya.
Halaman naskah berjumlah 36 halaman dengan jumlah baris pada setiap halaman secara umum 24 baris. Naskah berukuran 22,5x17,5 centimeter dan ukuran teksnya 17,5x12 centimeter. Naskah ditulis dalam Bahasa Arab menggunakan huruf Arab dengan jenis khat Naskhi. Tulisannya ditulis dalam bentuk prosa. Sedangkan alas naskah yang digunakan untuk menulis isi teks adalah Kertas Bergaris. Naskah ditulis dengan tinta warna hitam.
Kutipan awal pada naskah, akhbaranā majīdī ibn ‘abdu aṣ-ṣomad iqtadā bi jamī‘i..ḍīqāti al-ḥuffāẓ al-Musammā ‘uddatu al-lafāẓ sanah 1352 qāla akhbaranī mu’alifihi...
Adapun kutipan akhirnya, wa qāla wa tuwaffā raḥimahullāh lailatal arbi ‘ā’I fī jumādil ūlā sanah ba‘da mā… ṭawīlan fī ṭā‘atillāhi ‘azza wa jalla waraqat biżanbihi wa ṣalla ‘alaihi marrātin kaṡīratin wa kharaja bi janāzatihi ‘āmatu amrin tarīmin.
Sedangkan naskah Riwayah bil Fi’l tidak lengkap dan tidak terdapat judul, baik di bagian awal maupun tengahnya. Peneliti yang mendeskripsikan naskah ini memberikan judul Riwayah bil Fi’l sesuai dengan isi kandungan buku ini. Pengarangnya Habib Salim bin Jindan.
Dalam naskah tidak ditemukan informasi tahun penulisannya. Naskah dimiliki oleh Habib Ahmad bin Novel. Sekarang, naskah ini tersimpan rapi di Pondok Pesantren Al-Fakhriyah Jakarta/Otista Raya.
Naskah terdiri 28 halaman, dengan jumlah baris pada setiap halaman secara umum 19 baris. Naskah berukuran 19,5x16,5 centimeter dan ukuran teksnya 15x12,5 centimeter. Naskah ditulis dalam Bahasa Arab menggunakan huruf Arab dengan jenis khat Naskhi. Tulisannya ditulis dalam bentuk prosa. Sedangkan alas naskah yang digunakan untuk menulis isi teks adalah folio bergaris. Naskah ditulis dengan tinta warna biru.
Kondisi naskah tidak lengkap, bagian awalnya hilang dan sampul jilid hilang dan diganti dengan sampul baru. Penomoran ada dengan aksara Arab ditulis menggunakan pulpen. Jumlah lembar naskah 14 lembar dengan jumlah halaman kosong 2 halaman.
Isi ringkas naskah ini adalah berisi tentang periwayatan hadis yang dilakukan dengan cara perbuatan. Misalnya, setelah guru menyebutkan rantai sanadnya, lalu guru tersebut memerintahkan muridnya agar membuka mushaf. Kutipan awal:
Allah Muhammad ibn Sulaiman al-Makii al-Mishrī wa ma’ṣūm ibn ‘abdir Rasyīd ibn Sa’īd ibn abī sa‘īd Ahmad al-‘umarī al-Muḥaddadi an-Naqsyabandi....
Kutipan akhir, fasyakata ‘ainī fatakūna ilahi faqāla lī unẓur fi al-muṣḥaf qāla ḥaddaṡanī Muhammad ibn Muqbil al-Ḥalabi Ibnu Zain…..fasyakata ‘ainī fasyakautu ilaihi.... (Kendi Setiawan)