Daerah

50 Pimpinan PTNU Berkumpul di Madura Bahas Akreditasi Perguruan Tinggi

Selasa, 26 Juli 2016 | 12:32 WIB

50 Pimpinan PTNU Berkumpul di Madura Bahas Akreditasi Perguruan Tinggi

ilustrasi: perguruan tinggi NU

Bangkalan, NU Online
Sekitar 50 Rektor/Pimpinan Perguruan Tinggi NU menggelar halal bihalal di Aula lantai 10 Gedung Rektorat Universitas Trunojoyo Madura, Senin 25 Juli 2016. 

Acara ini dalam rangka mempererat tali silaturahim antar PTNU Jawa Timur sekaligus sosialisasi Peraturan Menristek Dikti No. 32 Tahun 2016 tentang Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi yang baru,”  terang Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU Jawa Timur Dr dr Siti Nur Asiyah. Hadir dalam acara ini Direktur Penjaminan Mutu Kemristek Dikti Prof Drh Aris Junaidi, PhD, Komisioner BAN PT Prof Ir Mansur Maksum PhD, Rektor Unijoyo Dr H Moh. Syarif dan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Dr H Ali Mas’ud, MAg.

Menurut Aris Junaidi sistem pemeringkatan akreditasi PT sudah tidak lagi terakreditasi A, B, C. “Yang  sering dikeluhkan lulusan PT, saat program studinya masih terakreditasi C, beberapa instansi tidak mau menerimanya. Oleh karena itu konsep yang baru adalah terakreditasi Baik, Baik Sekali, dan Unggul. Harapannya pengguna lulusan bisa menerima lulusan perguruan tinggi,”paparnya.

Hal senada juga diamini Mansur Maksum, dalam sistem yang baru nanti dimungkinkan adanya deferensiasi instrumen akreditasi apakah PT tersebut PTS, PTN, PTN Badan Layanan Umum (BLU) ataupun BHMN. Secara umum akreditasi perguruan tinggi secara teknis akan dilakukan oleh BAN PT untuk Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untuk Akreditasi Program Studi. 

“LAM sendiri dapat didirikan oleh pemerintah dan masyarakat dengan persetujuan/pengesahan dari BAN PT,”jelas Mansur yang juga pengurus PP LPTNU Bidang Penjaminan Mutu dan Sistem Informasi ini.

Dalam kesempatan itu Rektor Universitas Trunojoyo Moh. Syarif mengapresiasi langkah LPTNU Jawa Timur dalam melakukan pembinaan yang intensif terhadap PTNU yang ada di Jawa Timur. Syarif juga menyampaikan perlunya perhatian yang spesifik pada masing-masing perguruan tinggi, misalnya Unijoyo akan fokus pada inovasi teknologi yang mendukung pembangunan di Madura. 

“Baru-baru ini UTM berhasil mengembangkan jagung yang tahan pada daerah kemarau. Dan ini cocok pada lahan, semisal di Madura,”papar Syarif yang juga wakil ketua LPTNU Jatim ini.

Kegiatan ini juga sebagai konsolidasi LPTNU Jawa Timur dalam menyongsong Rakornas LPTNU yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang. Setelah pemaparan rencana kegiatan LPTNU Jatim dilakukan Pelatihan metodologi penelitian kuantitatif bagi dosen Muda PTNU, serta ToT Asesor Internal bagi Lembaga Penjaminan Mutu PTNU Jawa Timur. (Yusuf Amrozi/Mukafi Niam)