Daerah

Ada Pasaran 'Qiraat Sab'ah' di Pondok Pesantren Al-Qur'an At-Tijany Buntet

Senin, 20 Mei 2019 | 13:30 WIB

Cirebon, NU Online
Pada umumnya, para kiai membuka pengajian khusus Ramadhan berbagai literatur keislaman seperti tafsir, tasawuf, fiqih, tauhid, hingga kitab-kitab yang membahas hadits.

Berbeda dengan umumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'an At-Tijany Buntet Pesantren KH Muhadditsir Rifa'i membuka pengajian qiraat sab'ah saban tahunnya.

"Kenapa qiraat, karena sudah jarang yang mengkajinya," kata kiai yang juga menjabat sebagai Rais Majelis Ilmi Pimpinan Cabang Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kabupaten Cirebon itu kepada NU Online pada Ahad (19/5).

Kiai Hadis berupaya untuk melanjutkan tradisi para sesepuh guna melestarikan kajian Al-Qur'an tujuh jenis bacaan itu. Setelah riwayat Qalun dari Nafi' dan al-Susi dari Abu 'Amr, tahun ini Kiai Hadits membaca riwayat Abil Harits dari Imam al-Kisai.

Pengajar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu berharap agar kajian qiraat tidak sebatas pada cara membacanya saja, melainkan mendalam hingga perbedaan istinbatul hukm, penetapan hukum karena perbedaan bacaan tujuh qiraat itu.

"Sehingga tidak hanya perbedaan bacaannya saja yang dipelajari, tetapi meningkat pada pemahaman tafsir dan ilmu-ilmu lainnya yang berhubungan," katanya.

Pengajian ini tidak hanya diikuti oleh para santri di Pondok Buntet Pesantren, beberapa guru dan ustaz dari berbagai daerah di Cirebon juga turut mengikuti pengajiannya mengingat sudah jarangnya keilmuan tersebut.

Kiai Hadits membaca Al-Qur'an satu juz setiap pertemuan setelah tarawih dan setelah Subuh. Setelah itu, semua santri itu bergiliran membacanya ulang sembari disimak olehnya.

Pengajiannya itu juga disiarkan langsung melalui akun Facebook istrinya Ery Khaeriyah Nazmi dari juz awal hingga akhir nanti.

Kiai Hadits mengaji tujuh qiraat bacaan Al-Qur'an itu kepada KH Fuad Hasyim, KH Ahmad Syathari, KH Murtadlo Said, hingga ke KH Munawwir Krapyak. (Syakir NF/Abdullah Alawi)