Akademisi NU Jabar Jadi Guru Besar Ilmu Pendidikan IPA Uninus
Kamis, 16 Desember 2021 | 10:15 WIB
Abdullah Alawi
Penulis
Bandung, NU Online
Akademisi Nahdlatul Ulama Jawa Barat, Didin Wahidin dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) dalam bidang Ilmu Pendidikan IPA pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung.
Pengukuhan dilakukan Rektor Uninus Bandung H. Engkus Kuswarno di Auditorium Universitas Islam Nusantara, Jalan Soekarno Hatta, No 530, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/12/2021). Sebelumnya Didin Wahidin menyampaikan orasi ilmiah berjudul Implementasi Pendekatan Pembelajaran IPA Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam Upaya Meningkatkan Literasi Sains Melalui Kegiatan Kemahasiswaan untuk Indonesia Maju dan Berdaya Saing.
Didin mengawali orasinya dengan mengurai masalah di Indonesia secara umum. Di antara masalah itu adalah lemahnya daya saing Indonesia di tengah negara-negara global. Di antara penyebab rendahnya daya saing bangsa Indonesia adalah kemampuan melakukan inovasi dan kreativitas. Berdasarkan World Economic Forum, dalam rentang 0-100, Indonesia mendapatkan skor 38; lebih rendah dari Malaysia (55), Singapura (75) dan Thailand (44); dan lebih rendah dari semua negara yang berkemajuan pesat yang dikenal sebagai kelompok BRIC (Brazil, Rusia, India dan China).
Rendahnya kreativitas, lanjutnya, didasari kenyataan bahwa rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih setingkat pendidikan dasar (62%). Tak heran, literasi anak anak Indonesia yang terukur melalui tes PISA yang diselenggarakan oleh OECD (2019) mengungkapkan data bahwa kemampuan literasi anak Indonesia (membaca, matematika dan sains) masih di bawah rata-rata negara OECD dan peringkat dua terbawah di ASEAN.
"Anak Indonesia untuk literasi membaca menduduki peringkat 74 dari 79 negara, matematika 73 dari 79 negara, dan literasi sains masih menduduki peringkat 71 dari 79 negara. Sejatinya kemampuan berinovasi memerlukan iklim kondusif untuk terartikulasikan, yang antara lain adalah pada kemampuan minimal pengetahuan, pemahaman dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi rata-rata suatu bangsa," jelasnya.
Perguruan tinggi, menurutnya, memiliki posisi strategis dan menjadi kunci peningkatan daya saing bangsa. Pasalnya mahasiswa sebagai unsur utama di perguruan tinggi adalah calon peneliti, teknokrat, inovator dan pemimpin bangsa masa depan yang akan menjadi pengemban estafet perjuangan dan kepemimpinan bangsa dalam mencapai cita-cita luhur bangsa dan penentu kemenangan bangsa Indonesia dalam persaingan antar bangsa di masa yang akan datang.
Menurutnya, di antara sejumlah strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler sesuai dengan tuntutan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan segala keunggulannya sangat potensial untuk dipilih dan dikembangkan.
"Dengan segala keunggulan dan kelemahannya, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan Permendikbud 3/2020," katanya sembari menjelaskan bahwa Project based learning berdasarkan Strobel dan Van Barneveld didefinisikan sebagai: … a teaching and learning approach in which students gain knowledge and skills by working for an extended period to investigate a complex problem, or challenge. Project-based learning juga tertuju pada … an inquiry-based instructional method that engages learners in knowledge construction by having them accomplish meaningful projects and develop real-world products.
"Dalam project based learning ditekankan bahwa pembelajaran harus berpusat pada mahasiswa atau student centered learning. Hal ini sesuai dengan teori yang mendasari pengembangannya yakni teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Dewey," katanya.
Ia mengutip Krajcik and Shin yang mengidentifikasi enam hal unggul Project Based Learning yakni bahwa mahasiswa akan dilatih untuk mengidentifikasi, memilih, memilah dan merumuskan masalah (driving question); fokus pada pencapaian tujuan (the focus on learning goals); lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran (participation in educational activities); mampu bekerja sama dengan mahasiswa lain (collaboration among students); penggunaan teknologi scaffolding (the use of scaffolding technologies), dan menghasilkan produk pembelajaran (artifak) yang terukur (the creation of tangible artifacts).
Profil Singkat Didin Wahidin
Didin Wahidin dilahirkan di kampung Jejerukan, Desa Rancahilir, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang Jawa Barat pada 19 Mei 1961. Ia adalah anak pertama tujuh bersaudara dari pasangan Usin Sutrisno (alm) dan Hj. K. Kurniasari (alm).
Ia merupakan salah seorang aktivis Nahdlatul Ulama sedari muda. Di antara peran yang pernah dan sedang dijalaninya adalah sebagai berikut:
• Ketua Umum Yayasan Darul Maarif Pamanukan Subang (2009-sekarang)
• Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jabar (2012-2017)
• Ketua Divisi SDM PP Lembaga Pendidikan Tinggi NU (PP LPTNU) (2015-sekarang)
• Wakil Ketua Pimpinan pusat Lajnah Perguruan Tinggi NU(LPTNU)(2009-2015)
• Wakil Ketua Pimp. Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi NU (APTINU) (2007-2011)
• Ketua PW Lembaga Pendidikan Maarif (PW LP Maarif) NU Jawa Barat (2006-2011)
• Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PWNU) Jabar (1998-2000)
• Sekretaris PW Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar (2000-2005)
• Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PWNU) Jabar (2010-2015)
• Pengurus PW Lembaga Pend. MAARIP NU Jabar (1995-2000)
• Ketua Koordinatoriat LP Maarif NU Galunggung Bandung (2002-2004)
• Wk Ket. Forum Komuniksi & silaturrahmi Kel. Alumni PMII Jabar (2007-2012)
• Dewan Ahli Pengurus Pusat Ikatan Alumni PMII (2017-2022)
• Anggota Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) (MAPABA 1980);
Wapres dan Ketum PBNU ucapkan selamat
Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin mengucapkan selamat dan sukses atas dikukuhnya Didin Wahidin sebagai guru besar IPA Uninus Bandung.
"Teriring doa semoga amanah baru ini semakin meningkatkan dedikasi dan pengabdian Saudara dalam mengembangkan ilmu pendidikan di Indonesia. Saya yakin bahwa Prof. Dr. Didin Wahidin M.Pd. akan terus mengembangkan dan memperdalam bidang keilmuannya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi’i: kulluma zadani ilman, zadani jahlan; setiap kali aku bertambah ilmu maka kebodohanku pun makin bertambah," katanya.
Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj juga mengucapkan selamat kepada Didin Wahidin.
"Bismilllah… Saya Ketua Umum PBNU, mengucapkan selamat, alfi-alfi mabruk, atas pengukuhan guru besar, Bapak Profesor Doktor, Didin Wahidin M.Pd. dari Universitas Islam Nusantar. Semoga Bapak Didin Wahidin ini panjang umur, sehat walafiat, sukses selalu, dan selamat dunia akhirat. Amin," tutupnya.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua