Aksi LPBINU Lumajang Kawal Evakuasi dan Kebutuhan Mendesak Warga Terdampak Erupsi Semeru
NU Online · Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB
Lumajang, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Lumajang Jawa Timur melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Semeru.
Seperti diketahuai, aktivitas Gunung Semeru meningkat tajam pada Rabu (19/11/2025). Gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi sehingga memaksa ratusan warga di lereng dan kawasan aliran sungai untuk mengungsi ke sejumlah titik aman.
LPBINU Lumajang melaporkan, awan panas guguran tercatat meluncur hingga 14 kilometer dari puncak, disertai amplitudo maksimum 45 mm.
Ketua LPBINU Lumajang, H Ali Suud, menjelaskan bahwa aktivitas erupsi Gunung Semeru berlangsung sejak pukul 14.13 hingga 18.11 WIB, dengan peningkatan jarak luncur yang terjadi sangat cepat.
“Yang menjadi perhatian utama kami sekarang adalah para pengungsi. Jumlahnya terus bergerak dan membutuhkan penanganan cepat,” ujarnya dikutip dari NU Online Jatim.
Pihaknya menegaskan bahwa evakuasi warga merupakan prioritas mutlak di tengah kondisi gunung yang masih menunjukkan aktivitas tinggi.
Menurut Ali Suud, sejak siang PPGA Semeru telah mencatat awan panas pertama dengan amplitudo 25 mm yang kemudian berkembang menjadi luncuran hingga 4, 5, bahkan 8 kilometer ke arah DAS Curah Koboan.
Situasi semakin kritis ketika luncuran awan panas mencapai 14 kilometer dan melewati kawasan Gladak Perak, Sumberwuluh. “Ketika jarak luncur sudah tembus 14 kilometer, status langsung dinaikkan ke Level IV atau Awas. Ini membuat evakuasi warga harus dipercepat,” terangnya.
Hingga malam hari, LPBINU mencatat ratusan warga mengungsi di titik-titik aman yang tersebar di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Lokasi tersebut meliputi Kantor Kecamatan Pronojiwo, Balai Desa Penanggal, Jarit, Sumberwuluh, dan Sumbermujur.
Titik pengungsian juga meliputi Mushala Kamar Kajang, rumah warga yang dijadikan pos sementara, hingga sekolah-sekolah seperti SDN Supiturang 04 dan SDN Sumberurip 02. Sebagian titik bahkan menampung lebih dari 200 jiwa.
“Penambahan pengungsi terus terjadi. Warga masih terus berdatangan dari wilayah sekitar aliran sungai dan lereng gunung. Ada yang datang mandiri, ada yang didampingi relawan. Semua membutuhkan tempat yang layak, makanan, dan layanan kesehatan,” jelas Ali Suud.
LPBINU Lumajang bersama Pemerintah Daerah, BPBD, dan relawan terus memperkuat koordinasi untuk memastikan kebutuhan mendesak para pengungsi terpenuhi. Kebutuhan utama saat ini meliputi makanan siap saji, pakaian ganti sementara, dan pemeriksaan kesehatan bagi balita, lansia, serta warga yang mengalami kelelahan saat evakuasi.
“Kami mengajak semua pihak yang memiliki kemampuan untuk membantu. Kondisi di pengungsian sangat membutuhkan dukungan agar warga bisa bertahan nyaman dan aman,” pungkasnya.
LPBINU Lumajang memastikan pemantauan berlanjut dan situasi perkembangan pengungsian akan terus diperbarui seiring dinamika aktivitas Gunung Semeru.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua