Bengkulu Utara, NU Online
Puncak peringatan Hari Santri yang digelar Aliansi Santri Bengkulu Utara ditutup dengan mengadakan kirab budaya di Ketahun, Bengkulu Utara, Kamis (24/10).
Selain untuk memeriahkan Hari Santri, kegiatan tersebut, menurut Gus Brahim, ketua kegiatan, diharapkan dapat menjalin persatuan antara santri dan civitas akademik pondok pesantren yang berada di Bengkulu Utara.
Alumni Kencong Kediri itu juga mengatakan di Jawa, pemerintah begitu antusias mendampingi pesantren, terbukti bermacam kegiatan gelar dengan campur tangan pemerintah setempat. "Hampir setiap kepala daerah di Pulau Jawa terjun langsung berbaur bersama santri," tukasnya.
Kegiatan Hari Santri oleh Aliansi Santri Bengkulu Utara diisi dengan lomba santri, upacara, dan ditutup dengan kirab budaya serta orasi budaya. Adapun peserta kegiatan di antaranya santri Pesantren Darunnaja, Darul Ilmi, Al Um, pengurus NU, Ansor, Banser, IPNU-IPPNU, Pagar Nusa serta pondok-pondok dan santri-santri TPQ di sekitaran Kabupaten Bengkulu Utara.
"Sebagai pengasuh, saya mewakili pengasuh-pengasuh di sekitaran Bengkulu Utara, berterimakasih kepada segenap panitia Aliansi Santri, atas segala daya dan upaya untuk mengenalkan sejati masyarakat pesantren kepada khalayak," ujar KH Anwarudin Luqman, salah satu kiai yang hadir.
Peringatan Hari Santri di Bengkulu Utara sangat penting, menurut Kiai Anwarudin, agar peranan pesantren dan para santri tak lagi dipandang sebelah mata. Terkhusus di luar Jawa, masih awamnya masyarakat dengan santri menjadikan keberadaan santri dipandang sebelah mata.
Ia juga berpesan kepada seluruh santri, akan senantiasa mempertahankan ajaran Islam ala Ahlussunah wal Jamaah, sebagai aliran yang senantiasa mengedepankan sikap tawasut dalam kehidupan.
"Santri harus jadi pelopor, santri harus jadi teladan, santri harus merajai di berbagai bidang," tutup dia dalam orasinya.
Selain itu, pada kesempatan orasi, perwakilan pengurus Nahdlatul Ulama, Kiai Wahid, membuka dengan sejarah peranan santri untuk Indonesia. Ia memaparkan perjuangan pendahulu bangsa dari kubu santri hingga Indonesia saat ini. Tak ketinggalan, sejarah Resolusi Jihad NU juga dipaparkannya.
"Jangan minder jadi santri, jelas santri adalah pelajar, pelajar belum tentu santri," pesannya.
Rentetan acara puncak hari santri diakhiri dengan pembagian hadiah peserta terbaik, kostum terunik, dan pembagian hadiah kepada juara lomba. Semakin seru ribuan santri, menanti pembagian ratusan hadiah dengan menyebutkan nomor undian yang diberikan panitia pada waktu kirab.
Diharapkan, di tahun berikutnya Aliansi Santri Bengkulu Utara dapat menggelar kegiatan serupa dengan skala yang lebih meriah,.
Kontributor: Màngun Kuncoro
Editor: Kendi Setiawan