Hairul Anam
Kontributor
Sumenep, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus mentradisikan spirit demokrasi, yaitu serap aspirasi. Tanpanya, maka yang terjadi adalah kebijakan-kebijakan yang kurang prokader. Muaranya, roda organisasi hanya akan menggelinding tanpa arah yang jelas.
"Itulah yang membuat kami turun ke bawah (turba) ke delapan komisariat PMII se-Kabupaten Sumenep. Kita agendakan insyaallah ini dibudayakan minimal sebulan satu kali," tegas Ketua Umum PC PMII Sumenep, Jawa Timur, Hariyanto saat turba ke Pengurus Komisariat PMII Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (7/3).
Diterangkan, budaya turba merupakan wujud nyata kepedulian terhadap pengurus dan kader PMII di tingkatan bawah. Sasarannya adalag pengurus komisariat, dengan turut menghadirkan para pengurus rayon.
"Kami di kepengurusan cabang adalah pelayan kader dan pengurus di tingkat komisariat dan rayon. Sudah selaiknya serap aspirasi para pengurus dan kader di bawah kita jemput. Istilahnya adalah menjemput bola, bukan menunggu bola," terang Hatiyanto.
Menurutnya, budaya turba bisa dikatakan bagian dari spirit kepemimpinan Rasulullah. Termasuk mengamalkan ajaran silaturrahim, sebuah ajaran yang sangat digemari oleh Rasulullah.
"Dalam turba, sebelum masuk pada serap aspirasi, kita juga budayakan baca shalawat dan zikir. Baru setelah itu kita berpikir dalam diskusi. Paska diskusi, kita berikhtiar beramal saleh. Itu sangat selaras dengan semboyan PMII: zikir, pikir, dan amal saleh," terang Hariyanto.
Ketiga hal tersebut, tambahnya, wajib dilestarikan oleh para pengurus dan kader PMII. Dari slogan itu, tambahnya, para kader dan pengurus bisa meraih kecerdasan intelektual, emosional terasah, dan kepekaan ideologis. Itu selaras dengan teori intelectual question, emosional question, dan spiritual question," urainya.
Dalam turba, Hariyanto menyampaikan kini PMII Kabupaten Sumenep sedang menyoroti berbagai persoalan, di antaranya terkait pembangunan taraf pendidikan dan pembangunan di kepulauan yang masih diabaikan oleh pemerintah.
“Jadi kami sedang fokus mengikuti isu-isu Sumenep terutama terkait pembangunan di kepulauan yang masih belum maksimal,” kata Hariyanto.
Terkait persoalan tersebut nantinya akan dirumuskan ke dalam program kerja PMII Sumenep. PMII Sumenep akan terus berikhtiar mendorong pemerintah untuk memperhatikan pendidikan.
"Karena kita sadari, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci penting dalam pembangunan,” ujar Hariyanto.
Sementara itu, Ketua PK PMII Guluk-Guluk Moh Faiq menegaskan, pihaknya sangat mengapresiasi Pengurus Cabang PMII Sumenep membudayakan turba. Setidaknya itu membuat PC PMII dapat mengetahui perkembangan di tingkatan komisariat.
"Kelebihan program kerja di tingkat komisariat bisa makin digenjot. Sedangkan kekurangannya bisa dicerahkan oleh sahabat-sahabat pengurus cabang," terang Faiq, panggilan akrab Moh Faiq.
Dikatakan Faiq, PK PMII Gulul-Guluk sejauh ini merawat salah satu budaya baca dan menulis yang sejak dulu menjadi ciri khas pengkaderan PK PMII Guluk-Guluk. Warisan positif tersebut terus dilakukan secara intensif oleh para pengurus dan kader hingga tingkat rayon.
"Membaca, berdiskusi, dan menulis adalah budaya PK PMII Guluk-Guluk. Tanpa ketiganya, aksi sosial akan kurang maksimal karena tidak ditopang dengan akal yang terasah," tukasnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua