Daerah

Bupati Jember Puji Keberhasilan Ma’arif NU

Senin, 15 Mei 2017 | 12:28 WIB

Jember, NU Online
Bupati Jember Hj Faida memuji Lembaga Ma’arif Pengurus Cabang Nahlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jember Jawa Timur atas keberhasilannya merubah sistem manajemen pendidikan dan organisasi lebih modern.
 
Hati Bupati semakin tergerak setelah lantunan Hubbul Wathon dikumandangkan, bahkan Faida, menyangsikan, jika yang hadir tidak merinding ketika mendengar lantunan lagu itu dan melihat ribuan generasi cilik Nahdlatul Ulama (NU) Jember ini yang pandai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
 
"Gus Jun (pembina TPQ Ma’arif), saya ke sini mengajak Umi saya. Beliau bisik-bisik ke saya, Subhanallah acara ini luar biasa, Faida...! Ini acara hebat, LP Ma’arif itu hebat," ujar Faida menirukan pernyataan ibunya, yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin dan santri di GOR PKSO Jember, Ahad (14/5).
 
"Tapi Umi lantas bisik-bisik lagi. Apakah sudah ada anggaran di APBD Jember, apa belum? " tanya Umi. Saya langsung menjawab bahwa tahun 2017 ini anggaran untuk TPQ LP Ma’arif NU Kabupaten Jember, akan kita perjuangkan," katanya usai mewisuda 300 santri TPQ LP Ma’arif NU Jember.
 
Ketua LP Ma’arif, Hobri mengatakan bahwa manajemen LP Ma’arif sudah modern, tidak konservatif, tidak jadul, dan tidak kolot. Bahkan, agar bisa mencetak generasi Islam NU yang berkualitas dan modern dirinya sedang menyusun naskah akademik sistem pendidikan dan pengajaran TPQ.
 
"LP Ma’arif masih menyusun naskah akademik kurikulum, metode pengajaran dan pendidikan, mulai mahorijul huruf hingga teori pendidikan dan pengajaran khot. "Kita akan bekerja sama dengan Pemkab Jember agar cita-cita mewujudkan Jember religius bisa terwujud," ujarnya.
 
Metode yang dipakai, "Alliman" berjenjang I-VI, teori taksonomi Bloom, salah-satunya diterapkan TPQ Al Hikmah. Metode Lorin Anderson ditemukan Benyamin S Bloom, ahli pendidikan kognitif, AS. 

"Pengajaran bertahap, proses mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan berkreativitas.
 
Bahkan kualitas tutor dibuat dalam 5 jenjang berikut afeksinya. Metode ini menitikberatkan kualitas kontrol. Sejak tahun ini, ustadz-ustadzah akan diberi sertifikat dengan tiap tingkatan. "Berkat kegigihan pembina TPQ Gus Moch Junaidi Al Hafidz, lulusan santri TPQ meningkat," ujar Hobri.
 
Hal itu dibenarkan pembina TPQ Ma’arif NU Jember, KH Moh Junaidi, menurutnya berdasar data, LP Ma’arif telah melakukan munasaqoh atau ujian akhir setiap tahun dengan sembilan gelombang. Tahun ini meningkat dari 1.200 menjadi 2.600 santri TPQ dan pasca-TPQ yakni Madrasah Diniyah yang telah hotami (lulus).
 
Setelah semua siswa TPQ  diwisuda diharapkan jenjang yang ditempuh tetap di lingkungan Ma’arif, yakni ke Madrasah Diniyah LP Ma’arif, selama tiga tahun. Saat ini, jumlah TPQ di Kabupaten Jember lebih kuang ada 400 lembaga, dengan 3.500 ustadz dan ustadzah, serta 30 ribu orang santri.
 
Yang membanggakan kata Gus Jun, dari 2.600 santri yang diwisuda sekarang terdapat satu santriwati lulusan  terbaik dan juaran MTQ tartil tingkat Kabupaten Jember. Menurut rencana dia akan dikirim ke MTQ Tartil tingkat Jatim, duta dari Jember.
 
Bak gayung bersambut, perubahan menejemen ini disambut baik, bahkan Faida, meminta uji kompetensi guru ngaji, diselenggarakan atas fasilitasi Pemkab. "Para ustad-ustadzah, pimpinan Ma’arif, pimpinan NU, pembina, pengasuh, sesepuh TPQ  agar tetap kuat melahirkan  generasi Islam yang qurani", pungkasnya. (Khoerus/Mukafi Niam)