Sumedang, NU Online
Bupati Sumedang, Jawa Barat H Dony Ahmad Munir mengatakan, terdapat tiga kata kunci bagi para santri untuk menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa dan negara. Pertama, santri harus instiqamah menjadi kader NU. Kedua, dalam mengaji para santri harus mempunyai guru dengan ilmu yang jelas. Ketiga, para santri harus tunduk dan patuh pada ulama.
“Saya berharap seluruh santri harus tetap mengedepankan nilai-nilai Islam dengan faham ahlussunnah wal jamaah. Islam yang senantiasa menyebar kebaikan, kedamaian, dan menjadi rahmat untuk seluruh alam semesta (rohmatan lil alamin), rahmat untuk sesama manusia,” ujar Dony.
Hal itu disampaikan Bupati dalam acara Istighotsah Akbar dan Gebyar 1 Milyar Sholawat Nariyah di Graha Asia Plaza Sumedang, Senin (21/10) dalam rangka mengisi rangkaian kegiatan acara Hari santri tahun 2019 yang dihelat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang.
Dony menilai kegiatan Istighotsah dan Gebyar 1 Milyar Shalawat merupakan kegiatan yang akan menjadikan para santri lebih termotivasi untuk lebih memberikan kontribusi yang lebih positif untuk Negara Indonesia.
“Dengan istigotsah ini, kita memasrahkan diri kita untuk berdoa kepada Allah dan berharap dari-Nya untuk diberi keselamatan dan kemajuan bangsa yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Menurutnya, Hari Santri Nasional diperingati sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada para santri yang telah ikut berjuang mengorbankan jiwa dan raganya untuk memperjuangkan dan menjaga kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ini bentuk perhatian pemerintah kepada para santri yang telah ikut memerdekakan bangsa ini. Untuk itulah setelah merdeka, kewajiban para santri adalah menjaga, mempertahankan, dan mengawal NKRI yang kita cintai dari rongrongan yang ada dari luar maupun dalam,” tegasnya.
Dony menjelaskan, tantangan para santri ke depan akan semakin berat. Ia meminta kepada para santri untuk hadir mengatasi masalah dan menghadapi tantangan serta memformulasikan solusi atas persoalan bangsa dan umat.
Bupati juga meminta, santri harus menjadi bagian paling depan untuk menjaga NKRI. Serta, menjadi penangkal paling depan atas anarkisme, radikalisme dan terorisme yang sekarang semakin marak.
“Kalau kita hadir menjadi bagian solusi, kita harus memiliki keilmuan, keahlian, dan daya saing yang baik. Untuk itu, di era transformasi digital seperti saat ini para santri harus melek digital dan gunakan untuk kebaikan,” paparnya.
Terakhir, ia mengajak kepada seluruh santri yang hadir dalam rangka mengisi kemerdekaan para santri diharapkan tetap belajar, berjuang, bertaqwa dan berkarya untuk negara Indonesia.
Sekitar 3000 orang santri dan unsur lainnya di Kabupaten hadir mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan istighosan ini bertujuan untuk mendoakan keselamatan bangsa.
Acara yang bertema Santri Unggul Indonesia Makmur dihadiri oleh Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, Pengurus PCNU Kabupaten Sumedang, unsur Forkopimda, Pengurus MUI, Kepala Kemenag, para pengurus MWCNU se-Kabupaten Sumedang, para pimpinan pondok pesantren dan tamu undangan lainnya.
Kontributor: Atep, Ayi Abdul Kohar
Editor: Abdul Muiz