Jombang, NU Online
Yayasan Roushon Fikr, Desa Pulo Lor, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur melalui sejumlah lembaga pendidikan yang dikelolanya mengajarkan anak asuhnya untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Mereka tidak hanya berkutat pada kegiatan belajar mengajar seperti pada umumnya, namun juga ditanamkan nilai-niai kemanusiaan. Salah satu bentuk upaya menanamkan nilai-niai kemanusiaan adalah dengan memupuk rasa cinta berbagi kepada sesama melalui kurban.
Seperti halnya pada Kamis (8/8) kemarin, Lembaga Dana Sosial (LDS) Roushon Fikr kerja sama dengan seluruh unit pendidikan yang berhaluan Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah di Roushon Fikr dari Kelompok Bermain hingga SMPI menanamkan semangat berkurban dengan membagi-bagikan hewan qurban ke daerah-daerah pinggiran yang berada di Jombang. Seperti di Dusun Dander, Desa Manduro, Dusun Klubuk, Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh serta Dusun Rapahombo, Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan.
Ketua Lembaga Dana Sosial Roushon Fikr, Imma Rahmawati Ulfa (36) mengemukakan, dana untuk membeli hewan kurban berasal dari hasil infaq siswa-siswi Roushon Fikr, wali murid serta guru-guru atau karyawan yang ada di lembaga tersebut. Dana berhasil dikumpulkan Rp20.560.000.
"Memang menjadi penting pendidikan untuk anak-anak untuk berbagi hewan kurban pada masyarakat agar merasakan kebahagian, terutama di pelosok Jombang," ujarnya kepada NU Online saat ditemui di Roushon Fikr.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari dana tersebut dibelikan tiga ekor sapi dan 14 ekor kambing. "Selebihnya dari uang saku (infaq) siswa-siswi 8 ekor kambing disumbangkan di Kabuh dan Plandaan melalui Lembaga Dana Sosial Rousun Fikr," jelas Imma, sapaan akrabnya.
Senada dengan Imma, Kepala SDI Roushon Fikr, Dina Ratma Damayanti (38) mengatakan, hewan kurban yang sudah dibeli itu bersumber dari dana hasil jerih payah siswa-siswi, wali murid, dan karyawan sendiri yang dikumpulkan sejak beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, lembaga yang dikelolanya berupaya semaksimal mungkin menanamkan kepekaan atau rasa iba terhadap peserta didiknya akan lingkungan sekitarnya. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan proses belajar melalui metode kontekstual learning. Ini juga menurutnya menjadi kunci utama dalam membentuk anak didiknya menjadi anak-anak bangsa yang peduli terhadap sesama. Terbukti, kata dia, mereka rela menyisihkan uang sakunya untuk berkurban.
"Setiap pagi siswa siswi kami ajak untuk melihat sekeliling dan kami ceritakan tentang sifat kedermawanan dan penolong melalui cerita dalam Al-Qur'an, dengan dikaitkan pada teman-temannya di pelosok masih banyak yang kekurangan, dari cerita tersebut peserta didik akhirnya peka dan turut semangat untuk menyisihkan uang sakunya," ungkapnya.
Metodologi pendidikan seperti ini diakuinya sudah lestari di lembaganya. Ke depan diharapkan peserta didik istiqamah menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik di sekolah ataupun saat di luar sekolah.
"Ada salah satu siswa saat pulang sekolah menjadi tersentuh. Saat di rumah memecah celengannya, digunakan untuk memberikan infaq lebih pada pihak panitia keesokan harinya," katanya. (Syamsul Arifin/Muiz)