Dekan Fakultas Tarbiyah UIJ Ungkap Konsistensi Pesantren di Jember Menjaga Kebersihan
Jumat, 31 Juli 2020 | 09:45 WIB
Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember, Jasuli (sebelah kanan) bersama Pengasuh Pesntren Nurul Qarnain, KH Yazid Karimullah saat Sukowono, Jember (Foto: NU Online/Aryudi AR )
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Di masa merebaknya wabah virus Corona ini, kebersihan merupakan kunci penting untuk menghindar, bahkan melawan penyakit tersebut. Pesantren dengan kebersihan dan ketertibannya menjadi pioner untuk menghadapi virus yang mematikan itu. Paling tidak inilah yang ditunjukkan oleh Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
“Pesantren Nurul Qarnain mempunyai peran besar dalam mengedukasi santri dan masyarakat dalam membasmi virus Corona,” ujar Jasuli usai mempertahankan Desertasinya berjudul Kepemimpinan Kiai dalam Budaya Hidup Sehat Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono dan Subulussalam, Tegalsari, Banyuwangi dalam ujian terbuka Program Doktor Pascasarjana IAIN Jember di kampus setempat, Kamis (30/7).
Menurut Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ) itu, Pesantren Nurul Qarnain benar-benar bersih dan menjaga kebersihan secara konsisten. Karena itu, tidak heran jika tahun 2016 meraih juara 1 sebagai pesantren sehat se-Kabupaten Jember. Penghargaan itu diberikan oleh Bank Indonesia dalam rangka Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
“Jadi Pesantren Nurul Qarnain layak jadi contoh soal kebersihannya. Pesantren lain juga bersih-bersih,” tambahnya.
Namun yang perlu diungkap, lanjut Jasuli, bahwa Pengasuh Pesantren Nurul Qarnain, KH Yazid Karimullah turun langsung untuk mengontrol, memberikan uswah (contoh), dan tak segan-segan memungut sampah yang masih tersisa di area pesantren. Dia setiap hari keliling pesantren dengan menaiki mobil ‘golf’ lengkap dengan peralatan sapu lidi dan alat lainnya.
Anjuran agar menjaga kebersihan juga diiringi dengan menyediakan tempat sampah dan sapu yang cukup. Tentu tidak elok jika anjuran an-nadzofatu minal iman (kebersihan adalah sebagian dari iman) ditempel di mana-mana, sementara tempat sampah tidak memadai.
“Santri kalau sampai membuang sampah bukan di tempatnya, selain harus memungut sampah itu lagi, dia juga disanksi bayar denda Rp5.000,” jelasnya.
Selain itu, yang terpenting adalah bahwa Kiai Yazid, sapaan akrabnya, juga menekankan pembentukan pola pikir santri dalam menjaga kebersihan, bukan semata-mata soal membuang sampah dan sebagainya. Sebab jika pola pikir berubah, maka di manapun si santri berada dia tetap bisa menjaga kebersihan meskipun tidak diliat oleh siapapun.
“Misalnya beliau selalu menekankan bahwa membuang sampah itu adalah ibadah, menyenangkan orang, indah dan sebagainya. Dan Allah menyukai keindahan,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua