Daerah

Dewan Kesenian Kudus Luncurkan Kumpulan Puisi Gus Dur

Senin, 30 September 2013 | 01:02 WIB

Kudus, NU Onine
Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendapat apresiasi dari para seniman dan budayawan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan peluncuran buku antologi puisi buat Gus Dur “Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel” oleh Dewan Kesenian Kudus, Sabtu, (28/9).
<>
Acara peluncuran dilaksanakan di di Rumah Makan Bambu Wulung Jl Kudus-Pati Km 5 Ngembalrejo, Kudus. Hadir dalam kesempatan ini putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari atau sering disapa Inayah Wahid.

Dalam sambutannya, Inayah menggatakan, selama hidup bersama ayahnya dirinya hanya mendapatkan satu pesan. Pesan itu, menurut dia, terlihat ringan namun berat untuk dilaksanakan, yakni membaca.

"Gus Dur merupakan sosok yang gemar membaca, hidupnya ia habiskan untuk membaca bahkan ketika ia tidak mampu melihat ia sempatkan selalu membaca meski anak-anaknya disuruh membacakan dan Gus Dur mendengarkan. Bahkan Gus Dur selalu membaca meski hanya lewat audio visual," tuturnya.

Inayah Wahid juga turut serta membacakan satu puisi yang termuat dalam puisi untuk Gus Dur tersebut. Diikuti para penyair dari berbagai kota, antara lain Leak Sosiawan dari Solo, Kidung Purnama dari Cilacap, Mahbub Junaidi dari Wonosobo dan para penyair yang tersebar khususnya dari pulau Jawa.

Ketua Dewan Kesenian Kudus Aris Junaidi mengatakan, baginya, bahkan semua orang, Gus Dur selalu hidup, baik pemikiran, perilaku, sikap maupun gaya khasnya yang terkadang nyeleneh. 

Menurut dia, Gus Dur yang pernah menjadi ketua Fewan Kesenian Jakarta itu mampu membuka jalan baru. Artinya, ketika banyak orang lewat jalur kanan, Gus Dur berani menantang lewat jalur kiri. Begitupun jalan baru itu bukan untuk dikuasai pribadi, namun untuk semua dan untuk kita supaya terbuka cara pandang baru.

Judul puisi “Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel” yang dijadikan judul buku ini adalah karya Eka Bambang Prasetya, penyair dari Magelang yang tinggal di Jombang dan Kalimantan Selatan. Pengalamannya dengan Gus Dur adalah saat cucu KH Hasyim Asy’ari ini mengajadi para pemuda tentang makna hidup dan out bound di antara Dam Sengon hingga Jembatan Panengel di kota santri, Jombang. (Lukni Maulana/Mahbib)