Daerah

Wali Murid Ungkap Plus Minus Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

Senin, 13 Januari 2025 | 17:00 WIB

Wali Murid Ungkap Plus Minus Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

Gambar ini hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: freepik)

Rembang, NU Online

Wacana libur sekolah satu bulan penuh selama Ramadhan menjadi sorotan bagi orang tua siswa atau wali murid.


Kebijakan pemerintah ini memang belum pasti akan berjalan atau tidak pada Ramadhan tahun ini. Namun, beberapa wali murid menanggapi wacana itu.


Nurlina Yani, wali murid atas nama Dimas Aditya kelas XI SMA Negeri 1 Lasem, Rembang, Jawa Tengah, memberikan tanggapan mengenai wacana libur sekolah selama Ramadhan itu. Ia membeberkan plus minus atau sisi positif dan negatif yang akan muncul dari wacana tersebut.


"Kalau saya menanggapinya netral ya. Walaupun saya juga staf tata usaha di sekolah tersebut. Paling tidak dari kebijakan itu dapat diambil positifnya. Namun, tidak menutup kemungkinan dari segi negatifnya juga ada," ujar Yani, kepada NU Online, pada Senin (13/1/2025).


Ia menyebut bahwa libur sekolah selama Ramadhan dapat memberikan waktu luang bagi anak-anak untuk mengeksplor kegiatan baru. Namun di sisi lain, Yani cukup khawatir libur panjang justru berpotensi mengganggu intensitas belajar anak.

 

"Khawatirnya anak jadi malas belajar. Lalu, sering nge-game, jadi lupa waktu. Kalau anak-anak untuk mengatur waktu tentu masih bergantung kepada kedua orang tuanya. Jadi terkesan dapat beban lebih ekstra untuk mendisiplinkan waktu anak antara beribadah, bermain, dan belajar," sambungnya.


Sementara jika kegiatan belajar di sekolah tidak diliburkan, anak-anak akan memiliki aktivitas yang terstruktur dan tetap mendapatkan ilmu baru dari para guru di sekolah. Menurutnya, keberadaan aktivitas di sekolah sangat penting untuk menjaga semangat belajar anak-anak.


"Selama puasa kalau sekolah tetap masuk, anak-anak jadi tidak terasa menahan lapar dan haus saat menunggu berbuka," terangnya.


Sementara itu, Rafika Wijayanti, orang siswa di SMP NU Lasem sangat mendukung kebijakan itu. Menurutnya, libur sekolah selama Ramadan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membantu orang tua bekerja, sembari memperdalam nilai-nilai keagamaan.


Sinta memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama yang usianya berjarak hanya satu tahun. Ia mengungkapkan betapa pentingnya waktu libur selama Ramadhan bagi keterampilan berwirausaha dan perkembangan spiritual anak-anaknya.


"Saya amat setuju dengan kebijakan itu. Libur selama Ramadhan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk dapat membantu saya bekerja di malam hari, dan bisa memperdalam ilmu agama. Selain itu, mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga,” ungkap Ika.


Namun menurut Ika, anak harus tetap diberikan kegiatan pengganti yang bermanfaat selama libur Ramadhan.  


"Pintar-pintarnya orang tua untuk bisa mengkreasikan jadwal kegiatan selama libur sekolah, dan mungkin untuk pemerintah harus bekerja sama untuk menyediakan program-program yang dapat mengisi waktu libur anak-anak dengan kegiatan positif misalnya Festival Ramadhan dan pesantren kilat," pungkasnya.