Daerah

Dukung Zero Waste, Fatayat NU Bawean Gunakan Daun Jati dan Besek untuk Wadah Daging Kurban

Selasa, 18 Juni 2024 | 09:00 WIB

Dukung Zero Waste, Fatayat NU Bawean Gunakan Daun Jati dan Besek untuk Wadah Daging Kurban

Rafiah bersama warga Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Bawean Gresik, Jawa Timur menggunakan wadah daun jati dibungkus kertas dan besek bambu pada Senin (17/6/2024). (Foto: dokumen pribadi)

Gresik, NU Online

Pengurus Fatayat NU Bawean, Gresik Jawa Timur menggunakan daun jati, daun pisang, dan besek bambu untuk wadah daging kurban sebagai salah satu upaya kurangi sampah plastik.


Ketua Fatayat NU Bawean, Rafiah mengatakan tahun ini mulai menerapkan penggunaan daun jati, daun pisang dan besek bambu saat penyaluran daging kurban.


"Dari DLH Kabupaten Gresik ada ajakan untuk berkurban ramah lingkungan dan dilanjutkan oleh PC Fatayat NU Bawean yang komitmen dengan upaya menciptakan lingkungan zero waste. Jadi kami memulainya lebih dulu," kata Rafiah kepada NU Online, Senin (17/6/2024).


Pada penyaluran daging kurban tahun ini, pihaknya menyiapkan 58 kg daging dengan dibungkus daun jati  dan tas kertas dan dibagikan kepada masyarakat di beberapa titik salah satunya di Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak.


Rafiah menjelaskan alasan pemilihan daun jati dalam  penyaluran daging. Menurutnya, daun jati merupakan bagian dari sampah organik sehingga mudah diurai serta dapat mengurangi penimbunan sampah yang sulit terurai seperti sampah plastik.


"Di samping itu dengan memakai wadah daun selain ramah lingkungan juga ramah dompet, jadi lebih hemat karena daun bisa diambil di kebun sendiri," ungkap Rafiah.


Rafiah menjelaskan meski belum menjadi tradisi, Fatayat NU terus berupaya mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap pentingnya menjaga lingkungan dimulai dari bungkus daging kurban.


"Kita tetap berupaya ke depannya masyarakat lebih sadar lagi akan pentingnya menjaga lingkungan dari sampah, mulai mencegahnya dengan mengubah perilaku dalam keseharian," tandasnya.


Sebelumnya, Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) mengimbau masyarakat agar menghindari  penggunaan kantong plastik saat distribusi daging kurban.


"Tidak menggunakan plastik sekali pakai atau kantong kresek untuk membungkus daging kurban dan menggantinya dengan wadah lain yang ramah lingkungan sesuai dengan kearifan lokal di daerah masing-masing seperti, besek, daun pisang, dan lain-lain," kata Pengurus LPBINU M. Ali Yusuf.


Yusuf juga meminta penerima hewan kurban agar tidak membawa kantong plastik sebagai wadah daging kurban. Lebih baik menggunakan wadah ramah lingkungan.


"Penerima daging kurban juga harus diminta untuk tidak membawa plastik sekali pakai atau kantong kresek sebagai wadah daging kurban mereka dan menggantinya dengan berbagai jenis wadah guna ulang atau wadah yang ramah lingkungan," tandasnya.


Menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan), estimasi jumlah konsumsi hewan kurban pada tahun 2024 mencapai 1,97 juta ekor terdiri dari kambing, sapi, domba dan kerbau.


Daging hewan kurban yang telah disembelih biasanya akan diberikan kepada warga masyarakat dalam keadaan terbungkus kantong plastik yang berpotensi dapat mencemari lingkungan dan kurang baik bagi kesehatan.


Oleh karena itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencegah potensi timbulnya sampah plastik saat Idul Adha dengan mengimbau pembagian daging kurban menggunakan wadah alternatif lain.


KLHK memperkirakan timbulan sampah yang terjadi sebagai bagian perayaan Idul Adha berpotensi mencapai 608 ton sampah kantong plastik sekali pakai. Mayoritas dari timbulan sampah itu berasal dari kegiatan pembagian daging kurban.