Cilegon, NU Online
Untuk menyamakan persepsi dan spirit Kota Cilegon sebagai kota toleran di ujung barat Pulau Jawa, Gusdurian dan Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FKPLA) Banten menggelar 'Silaturahim & Do'a Bersama Pemuda Lintas Agama', Sabtu (2/11).
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati sekaligus merefleksikan kembali Hari Sumpah Pemuda yang ke-91 di samping menghadirkan beberapa tokoh lintas agama juga dihadiri ratusan undangan.
Ketua pelaksana Faisal dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini tak lain adalah wujud internalisasi semangat kepemudaan antarumat beragama khususnya di Kota Cilegon, Banten.
"Kami berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan ini, spirit perdamaian antar umat beragama, khususnya di Cilegon, Banten dapat meningkat dan terimplementasikan secara riil dalam kehidupan masyarakat Cilegon," kata Faisal.
Dikatakan, kegiatan yang dibuka untuk umum dan bertema "Rekontruksi Spirit Perdamaian dalam Bingkai Kebinekaan" tersebut bertempat di Gedung DPRD Kota Cilegon.
Moderator acara, Rifqiyudin Ansori atau biasa dipanggil Fae mengatakan, kegiatan silaturahim dan doa bersama pemuda lintas agama adalah bukti bahwa Cilegon merupakan kota toleran, damai, dan ramah.
"Kita hanya ingin membuktikan bahwa melalui acara ini Kota Cilegon merupakan kota toleran, damai, dan ramah untuk semua pemeluk agama," tegas Fae.
Selain itu lanjutnya, Kota Cilegon juga selalu mengedepankan asas musyawarah untuk mengatasi berbagai hal, bukan melalui jalan kekerasan.
Koordinator Gusdurian Banten Taufik Hidayat menambahkan bahwa kegiatan yang diinisiasi oleh Gusdurian dan FKPLA Banten ini diharapkan bisa menjadi stimulus tambahan dalam mewujudkan Kota Cilegon yang toleran.
"Tentunya saya berharap kegiatan ini bisa menjadi stimulus tambahan untuk mewujudkan Kota Cilegon yang toleran, damai, aman, dan damai," pungkas Taufik.
Dalam kegiatan ini hadir pula pemateri dari tokoh berbagai agama, yaitu Ustadz Alwiyan Qasyid Syam'un (Islam), Romo Bertolomeus Wahyu Kurniadi (Katolik), Pdt. Benny Halim (Kristen), Ida Bagus Alit Wiratmaja (Hindu), Ramani. Tjeng ay Hwa (Buddha), dan Js. Yugi Yunardi (Khonghucu)
Kontributor: Ahmad Kholiyi
Editor: Abdul Muiz