Mataram, NU Online
Memperingati hari lahirnya ke-79 KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Gusdurian Lombok mengadakan kongkow dengan tema 'Rindu Gusdur' Sabtu (7/9) malam dipandu oleh Suaeb Qury dan Husna Fatayati di halaman Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB, Mataram.
Wakil ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU )Prof Maksum Mahfudz mengapresiasi kegiatan anak-anak muda Gusdurian Lombok yang memperingati hari ulang tahun Gus Dur. "Gus Dur adalah tokoh yang menghargainya perbedaan, spirit NU adalah Gus Dur," tegasnya.
Dijelaskan, Islam Nusantara adalah Islam yang ada di Indonesia dana menghargai kultur yang ada dan itulah harapkan Gus Dur. "Saya senang sama adik-adik Gusdrian Lombok yang masih memperingati hari lahirnya Gusdur" tuturnya.
Ketua PWNU NTB Masnun Tahir mengenang Gusdur sebagai seorang yang Kosmopolit. "Beliau seorang ulama, pemikir, filosof, dan juga seorang negarawan yang unik," ungkapnya.
Dikatakan, dalam soal agama, pemikiran Gusdur termasuk revolusioner bahkan melabrak mainstream pemikiran Islam termasuk fiqih.
Guru Besar UIN Mataram ini mencontohkan pemikiran Gusdur soal fiqih waris. Menurut Gusdur, demi keadilan, seorang perempuan dalam kondisi tertentu harus mendapatkan pembagian waris 1:1 bukan 1:2, karena nilai keadilan dalam islam sesuatu yang Qoth'iy (Tetap) sementara pembagian 1:2 sesuatu yang dzonniy (masih interpretatif).
"Ini pemikiran fiqih yang mencengangkan menurut saya, sebab beliau berfikir di luar mainstream dan membuat kita merenungi ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an," kata Masnun.
Melalui Gusdur kata Masnun, kita menerima Fiqih Nusantara yang khas. Yakni Fiqih yang menempatkan kebudayaan sebagai instrumen hukum yang penting, bukan fiqih Arab, fiqih Maroko, atau fiqih Mesir.
Koordinator Gusdurian Lombok Fairuz Abadi yang menjadi inisiator acara ini mengatakan, peringatan haul Gusdur hari ini diperingati Gusdurian di seluruh dunia termasuk di Kota Mataram.
"Peringatan Harlah Gusdur ini telah menjadi ritual para pecinta Gusdur untuk mengenang kehidupan dan pemikiran Gusdur termasuk kita di Lombok," Kata Abu Macel sapaan akrabnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Mataram ini menambahkan bahwa Gusdrian itu Diberikan tugas oleh Koordinator Nasional Gusdurian Alissa Wahid untuk memperingati hari lahir Gus Dur tiap tanggal 4 Agustus atau 7 September.
"Alhamdulillah Mataram mengambil tanggal 7 September, walaupun yang legal itu 4 Agustus namun yang sebenarnya adalah 7 September," katanya di sambut tawa Gusdrian Lombok yang hadir.
"Gus Dur baginya adalah tokoh yang menyelesaikan masalah dengan humor," katanya.
80 an Gusdurian Lombok tampak khidmat dengan suasana humor mengikut acara yang diheat selama 3 jam. Tampak hadir sejumlah tokoh di antaranya Ketua PWNU NTB Prof Masnun Tahir, Ketua Ombusman NTB Adhar Hakim, Rektor UNU NTB Baiq Mulianah, anggota DPRD Propinsi NTB Akhdiansyah, dan lain-lain.
Kontributor: Hadi
Editor: Muiz