Daerah HARI SANTRI 2018

Hari Santri Lahir Berkat Resolusi Jihad

Selasa, 16 Oktober 2018 | 07:15 WIB

Pamekasan, NU Online
Hari Santri dan Resolusi Jihad tak ubahnya dua sisi mata uang. Keduanya saling berkait-kelindan. Demikian ditegaskan Ketua PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim  saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Peringatan Hari Santri   di Lantai II aula PCNU Pamekasan, Senin (15/10).

Menurutnya, Hari Santri merupakan penghargaan pemerintah terhadap Nahdlatul Ulama yang telah berjuang membela bangsa dan negara. Salah satu perjuangan ulama, santri, dan rakyat yang paling fenomenal terjadi dalam pertempuran 10 Nopember di Surabaya. Kemenangan bangsa Indonesia dalam pertempuran itu salah satunya diyakini karena munculnya Resousi Jihad

"Tanpa adanya Resolusi Jihad dari KH. Hasyim Asy'ari, pertempuran 10 November di Surabaya tidak akan pernah terjadi," urainya.

Pengasuh Pesantren Bustanul Ulum Sumber Anom, Angsanah, Palengaan, Pamekasan tersebut menegaskan, Resolusi Jihad bermula dari lahirnya fatwa Muassis Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy'ari. Beliau menyerukan kepada segenap umat Islam dan bangsa Indonesia untuk  berjihad di jalan Allah.

"Saya berani mengatakan, tanpa ada resolusi jihad, tanpa ada fatwa jihad dari KH. Hasyim Asy'ari, pertempuran 10 November mungkin tidak pernah kita  menangkan," ungkapnya.

Pertempuran tersebut, tegasnya, adalah wujud nyata keberanian NU dan bangsa Indonesia untuk berjuang mempertahankan harga diri meskipun nyawa taruhannya.

"Kita kirimi fatihah dan doakan semoga beliau-beliau yang wafat di medan perjuangan masuk surga tanpa hisab. Semoga kita juga bisa merawat negeri ini lewat pengabdian pada Nahdlatul Ulama," tukasnya. (Hairul Anam/Aryudi AR).