Haul Gus Dur, Tokoh Lintas Kultural Tegal Ikut Hadir
Rabu, 30 Desember 2020 | 13:00 WIB
Tokoh lintas kultural hadiri acara Haul ke-11 Gus Durdi Kota Tegal, Jateng (Foto: NU Online/Wasdiun)
Wasdiun
Kontributor
Tegal, NU Online
Haul ke-11 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berlangsung meriah, meski dilaksanakan secara virtual mengingat pandemi yang belum mereda. Masyarakat dan warga NU menyaksikan acara ini melalui media sosial.
Hadir secara langsung dalam acara yang dihelat di Gedung NU Kota Tegal Sabtu (26/12) malam berbagai tokoh lintas agama dan lintas kultural. Di antaranya Kepala Kantor Kemenag Kota Tegal KH Ahmad Farkhan, Sekretaris PCNU Kota Tegal H Muslih Dahlan, Wakil Ketua Hasan Mustofa Kamal, Ketua Makin Kota Tegal Lie Ing Lyong Gyong Gyong, dari BKSG Trisono, Pemuda Katolik, dan tokoh agama lainnya.
Haul ke-11 Gus Dur diisi dengan Doa Bersama Lintas Agama dan Pagelaran Wayang Kebangsaan oleh Dalang Ki Sengkek dengan mengangkat lakon Santri Suci.
Ketua GP Ansor Kota Tegal Sarwo Edi kepada NU Online, Rabu (30/12) menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Tegal, DPRD, Kantor Kemenag, BKSG, MAKIN, Yayasan Tri Dharma Tegal, pemuka agama Katolik, Budha, dan Hindu yang sudah mengapresiasi dan memsuport, baik materil ataupun nonmateril dalam kegiatan Haul ke-11 Gus Dur sehingga berjalan lancar sesuai harapan.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor yang diketuai Bambang Irawan dan Barisan Ansor Anti Narkoba (Baanar) yang diketuai Fachrudin.
"Kehadiran Ansor dan Baanar untuk menjawab berbagai masalah yang dialami masyarakat, terutama terkait persoalan hukum dan narkoba. Jika kita punya LBH sendiri nantinya akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hukum, sedangkan adanya Banaar khusus masalah Narkoba,” kata Sarwo Edi.
Ketua LBH Ansor Kota Tegal Bambang Irawan menjelaskan, LBH Ansor merupakan lembaga semi otonom yang dibentuk GP Ansor. “LBH Ansor merupakan implementasi visi dan misi Ansor sebagai organisasi kepemudaan sosial kemasyarakatan,” ungkap pria yang akrab disapa BI yang juga merupakan Ketua Panitia Haul ke-11 Gus Dur.
BI melanjutkan, melalui serangkaian acara yang diadakan di Bulan Gus Dur, diharapkan dapat menggali serta memutakhirkan keteladanan sesuai kondisi kekinian, sekaligus meneguhkan semangat Indonesia berlandaskan kearifan lokal yang telah dimiliki bangsa ini.
"Pagelaran wayang masih sangat relevan di era sekarang ini. Terlebih wayang merupakan salah satu kebudayaan Jawa dan Nusantara yang mempunyai nilai dakwah kultural berbasis kebangsaan, sebagaimana yang dulu dilakukan Gus Dur," ungkapnya.
“Wayang adalah bagian dari nilai dakwah kultural dalam mensemaikan nilai-nilai kebangsaan yang makin luntur di kalangan anak muda,” sambungnya.
Dikatakan, dirinya sering mendengar komentar andaikan Gus Dur masih ada, atau sekarang baru paham mengapa Gus Dur dulu berkata. Setiap kekonyolan politik, insiden kekerasan atas nama agama, penindasan kepada kelompok minoritas, maupun setiap insiden rakyat kecil yang terdesak oleh kepentingan kekuasaan, nama Gus Dur kembali disebut.
"Saya berharap persaudaraan antar-anak bangsa melalui acara seperti ini semakin kokoh. Saat ini bangsa berpotensi terpecah-belah karena faktor SARA, menguatnya intoleransi dalam beragama dan kebinekaan yang mulai terusik," ucapnya.
Menurutnya, NKRI terancam karena radikalisasi paham keagamaan serta saling fitnah dan hujat karena perbedaan pandangan. “Menjaga NKRI adalah kewajiban bersama,” tegas BI.
Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengapresiasi GP Ansor yang mengadakan Haul ke-11 Gus Dur. “Sebagai penerus bangsa, harus mengikuti petuah Gus Dur. Generasi muda Ansor yang luar biasa, selamat bekerja. Bersama Ansor, kaum muda Gus Dur, Gusdurian, kita bersama-sama untuk menjaga NKRI,” ungkapnya.
Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Haul ke-11 Gus Dur. Menurutnya, Gus Dur adalah tokoh bangsa, tokoh pluralisme yang berhasil dan bergaul dengan berbagai macam etnis.
"Sehingga, masyarakat Indonesia bisa bersatu pada berbagai golongan, menjadi rumah pluralisme. Menghargai persamaan dan perbedaan menjadi wadah, kekayaan kebudayaan di Indonesia. Nilai-nilai tersebut harus dilestarikan generasi penerus dan bersama menjaga keutuhan NKRI,” ujar Kusnendro.
Apresiasi juga disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kota Tegal KH Ahmad Farkhan. Farkhan mendoakan agar selalu diberikan keberkahan dan dimasukan ke dalam golongan birul walidain, anak-anak bangsa yang mampu berbuat baik dan berterima kasih kepada orang tua.
"Gus Dur bagi kami adalah guru, sang pencerah di bidang politik dan ketatanegaraan,” pungkas Farkhan.
Kontributor: Wasdiun
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua