Kasus Narkoba Makin Marak, Mahasiswa Madura Gandeng BAANAR Edukasi Santri
Rabu, 26 Februari 2020 | 02:00 WIB

Aktivis Mahasiswa Anti Narkoba gandeng BAANAR lakukan Sosialisasi Bahaya Narkoba. (Foto: NU Online/Sulaiman)
Sulaiman
Kontributor
Pamekasan, NU Online
Madura saat ini masuk zona merah kalau bicara penyelundupan dan penyalahgunaan narkoba. Bahkan salah satu bandar narkoba jaringan luar negeri itu ditengarai berada di pulau yang terdiri dari 4 kabupaten tersebut.
Demikian ditegaskan Aktivis Mahasiswa Anti Narkoba, Moh. Basrullah saat memberikan sambutan saat Seminar Bahaya Narkoba dalam rangkaian Pekan Edukasi Pemuda Bisa Apa? di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Pagendingan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Selasa (25/2).
"Terbukti, kasus-kasus narkoba yang berhasil diungkap, meskipun di luar Madura terindikasi jaringan Sokobanah Sampang, sebuah daerah yang memang terkenal sarangnya penyalahgunaan narkoba di Madura," jelas Moh. Basrullah.
Menurut mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan itu, daerah Pantura menjadi zona merah dalam hal penyalahgunaan narkoba karena akses masuknya barang berbahaya itu gampang lolos dari pantauan ketat pihak berwenang.
"Di Pantura itu masuknya (narkoba) kebanyakan melalui jalur laut. Iya meskipun barangnya dari luar negeri gampang masuk," tambahnya.
Berangkat dari kondisi yang memprihatinkan ini, pihaknya gencar melakukan sosialisasi untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dengan menggandeng Kepolisian, BNK, BAANAR dan Lembaga lain yang aktif bergerak memberantas narkoba.
"Kali ini kami bersama BAANAR (Badan Ansor Anti Narkoba) mengedukasi santri, agar tidak coba-coba menggunakan narkoba. Barang yang bisa merusak masa depan bangsa ini merupakan musuh kita bersama, dan tidak boleh dibiarkan beredar massif," ungkap Moh. Basrullah.
Sementara, Kepala BAANAR Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Fakhri Fuadi Zain menyebutkan, zat berbahaya itu memang sekarang sudah tidak hanya beredar di daerah perkotaan saja, akan tetapi sudah merambah ke pedesaan. Bahkan di desa bisa dibilang sudah lebih daripada daerah kota.
"Pengedar narkoba semakin pintar, karena di kota hampir sudah tidak bisa masuk, sekarang menyasar pedesaan. Jika kita tidak cepat bergerak mengedukasi generasi muda, dampaknya akan semakin besar," tegas Fakhri, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Fakhri mengatakan, mereka harus mengetahui jenis-jenis narkoba dan dampaknya. Agar tidak mudah tertipu muslihat dari para pengedar dengan segala modus yang sering diterapkannya.
"Biasanya ada yang awalnya hanya dikasih cuma-cuma alias gratis. Atau ada yang dikemas seperti permen, sehingga yang mengkonsumsi tidak sadar kalau itu narkoba, akhirnya kecanduan," ceritanya.
Selain merusak kesehatan pengkonsumsi, narkoba dikatakan sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kejahatan yang lain.
"Kalau sudah tidak punya uang untuk membeli lagi, larinya ke tindakan kriminal, seperti halnya mencuri," pungkas Fakhri.
Kontributor: Sulaiman
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua