Jepara, NU Online
Mengisi malam pertama Kemah Bhakti, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah mengadakan 'Sarasehan Kebangsaan' yang diikuti ratusan peserta delegasi dari PC GP Ansor se-Jawa Tengah.
Sarasehan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Jepara, Jumat (08/11) malam hadir sebagai narasumber Rektor Unisnu Jepara H Sa'dullah Assaidi, Binmas Polda Jateng Kombes Budi Utomo, dan Asisten Teritorial Kodam Jateng Kol Inf Jaelani.
Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara Sa'dullah sebagai pembicara pertama mengatakan, manusia sudah memiliki moral energi dalam bahasa Al-Qur'an 'Al-Fitrah' karakter bawaan.
"Jika bisa dimengerti secara agama, konsep fitrah ada 2 yakni fitrah al-munazzalah dan fitrah al-garizah," katanya.
Dalam bahasa filsafat lanjutnya juga disampaikan bahwa setiap generasi apapun mempunyai semangat energi seperti peran vital dalam tubuh sehingga mempunyai keniscayaan yang harus dilakukan.
"Potensi nasional dan moral itu harus ada pada diri kita semua, karena kalau tidak ada orang yang cerdas dan kritik tidak akan ada potensi yang muncul" papar Sa'dullah.
Narasumber kedua Binmas Polda Jateng, Kombes Budi Utomo memaparkan bahwa keadaan di Indonesia yang mana kasus demi kasus saat ini sering terjadi sangat mengkhawatirkan. Banyak sekali upaya-uaya untuk merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti paham radikalisme dan terorisme.
Salah satu upaya pencegahan radikalisme dan terorisme yaitu kegiatan Kemah Bhakti ini. Kegiatan yang mempunyai banyak manfaat dalam mingisi kemerdekaan dan ini sangat positif sekali.
"Perjuangan untuk menjadikan sebuah negara kesatuan sangatlah susah, bagaimana pejuang-pejuang terdahulu begitu gigih dalam melawan penjajah. Inilah yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat apalagi Ansor dan Banser. Perjuangan yang begitu memiliki spirit kemerdekaan tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan," paparnya.
Hal lain ditambahkan Asisten Teritorial Kodam Jateng. Menurutnya sangatlah banyak yang harus dilakukan Ansor dan Banser, salah satunya harus interopeksi terhadap diri masing-masing bahwa keadaan hari ini yang semakin berat. Jika saja sudah hafal Pancasila jangan hanya hafal saja, namun amalkan karena jika dilakukan tidak akan ada yang saling menyalahkan satu sama lain, yang ada saling menjaga satu sama lain, dan menghormati satu sama lain.
“Semoga kita bisa menjadi generasi muda penerus bangsa yang tidak akan melupakan sejarah. Bangsa ini lahir dengan berpedoman kepada nilai-nilai luhur Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang dasar 1945," ungkap Jaelani.
Kontributor: Khabib Aminuddin, Syaiful Mustaqim
Editor: Abdul Muiz