Daerah

Ketua PWNU Aceh Imbau Warga Perkuat Solidaritas dan Gelar Shalat Ghaib untuk Korban Banjir dan Longsor

NU Online  ·  Ahad, 30 November 2025 | 11:00 WIB

Ketua PWNU Aceh Imbau Warga Perkuat Solidaritas dan Gelar Shalat Ghaib untuk Korban Banjir dan Longsor

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali (Abu Sibreh). (Foto: istimewa)

Banda Aceh, NU Online

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali atau Abu Sibreh, menyerukan agar masyarakat Aceh memperkuat solidaritas sosial dan spiritual menyusul meluasnya bencana banjir dan longsor yang kini melanda sejumlah wilayah di Aceh. 


Ribuan warga terdampak, puluhan rumah rusak, dan sejumlah wilayah masih terisolasi karena akses jalan nasional maupun antarkecamatan putus total bahkan tak dapat diakses informasi karena internet dan listrik masih belum pulih maksimal. 


Dalam keterangannya, Sabtu, (29/11/2025), Abu Sibreh mengatakan bahwa musibah yang terjadi bukan hanya ujian bagi mereka yang berada di lokasi banjir, tetapi juga menjadi panggilan kemanusiaan bagi masyarakat yang tidak terdampak langsung.


“Saat saudara-saudara kita diuji dengan banjir dan longsor, maka yang lain wajib memperkuat solidaritas. Ini bukan hanya musibah mereka, tetapi ujian bagi kita semua tentang seberapa besar kepedulian dan persaudaraan yang masih kita miliki,” ujar Abu Sibreh.


Berdasarkan data terbaru yang diterima BPBA, hingga Jumat pagi tercatat 17 kabupaten/kota terdampak, mencakup 239 kecamatan. Ribuan warga terpaksa mengungsi, sementara sejumlah desa dilaporkan masih terputus karena tingginya debit air serta material longsor yang menutup akses jalan. 


Beberapa jembatan rusak parah, membuat bantuan logistik belum dapat menjangkau seluruh lokasi.


PWNU Aceh, kata Abu Sibreh, juga tengah berkoordinasi dengan lembaga-lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama seperti LPBINU, NU Care–LAZISNU, LPBI PCNU Se-Aceh, dan jejaring pesantren untuk mempercepat penyaluran bantuan logistik, dapur umum, air bersih, dan tenaga relawan.


“Kami mengimbau seluruh warga Aceh, baik di dalam daerah maupun di perantauan, untuk ikut membantu sesuai kemampuan. Tidak semua orang mampu turun langsung ke lokasi, tetapi semua orang mampu berkontribusi—baik berupa doa, donasi, tenaga, maupun jaringan solidaritas,” tambahnya.


Selain bantuan kemanusiaan, PWNU Aceh juga mengajak seluruh masjid, dayah, majelis taklim, dan masyarakat untuk melaksanakan Shalat Ghaib bagi korban yang meninggal dunia serta mendoakan keselamatan bagi warga yang masih terdampak.


“Musibah ini telah merenggut korban jiwa. Karena itu, mari kita gelar Shalat Ghaib di masjid-masjid, dayah, meunasah, serta rumah kita masing-masing. Doa adalah bagian dari ikhtiar dan bentuk kasih sayang kita kepada saudara seiman,” tegas Abu Sibreh.


PWNU Aceh juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi belum terverifikasi, dan memprioritaskan keselamatan diri saat banjir masih berpotensi meluas.


Menutup seruannya, Abu Sibreh menyampaikan nasihat agar musibah ini menjadi momentum memperkuat persaudaraan Aceh.


“Aceh pernah bangkit dari tsunami, dari konflik, dan dari masa sulit lainnya. Kita bangkit karena gotong royong, bukan karena berjalan sendiri-sendiri. Semoga dengan kebersamaan, ujian ini berubah menjadi jalan keberkahan,” ujarnya.


Hingga berita ini diturunkan, bantuan dari berbagai pihak masih terus bergerak menuju wilayah terdampak, terutama daerah yang terisolasi dan sulit dijangkau.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang