Brebes, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun mengajak kepada seluruh umat Islam untuk mengawali hari-harinya dengan membaca tahlil, shalawat dan istighfar. Ketiga kalimat toyyibah tersebut bisa menjadi spirit hidup dari dunia hingga akhirat. Jangan sampai terhenti, dan teruslah berulang-ulang mumpung masih di awal hijriyah.
Demikian disampaikan Kiai Subhan saat mengisi mauidlatul khasanah pada peringatan Muharram tingkat Kabupaten Brebes, di Alun-alun Brebes, Rabu (5/10) malam.
Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes itu menjelaskan, kalau kalimat tahlil bisa menjadi pondasi membentengi kuman-kuman dosa yang akan datang. Tahlil bisa diibaratkan mampu menghalau anjing najis yang hendak makan daging mentah yang kita miliki menjadi urung. Sehingga badan kita akan terhindar dari najis.
Sedangkan Istighfar, sebagai pencuci baju dan shalawat seperti parfum yang mengharumkan pakaian dan badan kita. “Jangan sampai badan dan pakaian kita menjadi rusak gara-gara kehidupan kita tidak diisi dengan kebiasaan Tahlil, Istighfar dan shalawat,” pesan Kiai Subhan.
Kiai kharismatik di Brebes itu juga berpesan agar orang tua selalu memerintahkan anggota keluarganya untuk menunaikan shalat. Bila kita lalai mengajak anak-anak kita untuk sholat maka tidak ada jaminan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah. “Bila kita tidak sanggup mengajak anak-anak kita untuk shalat, alangkah baiknya kita menitipkan anak-anak kita ke pesantren,” ucapnya.
Peran ibu, kata Kiai, sangat penting dalam kehidupan berkeluarga. Bahkan ibu dikategorikan sebagai madrasah bagi anak-anaknya. Upaya maksimal berbuat baik hendaknya terus digembleng hingga sebelum menginjak usia 40 tahun. Bila kebaikannya tidak bisa menutupi keburukannya, maka sulit mendapatkan surga. “Usia 40 tahun, sudah pada tahapan pengamalan, bukan lagi pencarian,” terangnya.
Sementara, Pengasuh Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes KH Syeh Sholeh Basalamah mengajak kita untuk melakukan hijrah. Dengah hijrah, maka akan mendatangkan kesuksesan dunia akhirat.
Seluruh nabi dan rasul dalam sejarahnya melakukan hijrah. Tidak heran kalau kemudian kalendar Islam ditentukan oleh peristiwa hijrah. “Kalau Nabi saat itu gagal melakukan hijrah, bisa dipastikan akan mengalami kegagalan pula dalam mengembangkan Islam,” kata Syeh Sholeh.
Kiai Sholeh juga mencontohkan Nabi Ibrahim lahir, tumbuh dan berkembang di Babilonia yang kaya raya, rajanya Namrudz yang dzalim sehingga hijrah ke Mekkah. Nabi Musa hidup di Mesir menghadapi Raja Firaun juga hijrah ke Palestina demikian juga dengan Nabi Muhammad di Makkah mau dibunuh terus hijrah ke Madinah.
Pesan Nabi, kalau pengin sukses harus hijrah, namun bagi umat Nabi tidak perlu hijrah secara fisik tetapi cukup dengan merubah hidup dari yang tidak baik menjadi baik. Pasti Allah akan memberikan sukses kepada kita.
Pembicara terakhir, Pengasuh Pesantren Mubarokatul Ulum Banjarharjo Jafar Athoyar mengajak kepada hadirin untuk selalu hadir di berbagai tempat kebaikan. Karena di berbagai tempat kebaikan tersebut akan datang keberkahan.
Peringatan Tahun Baru Islam 1438 Hijriyah tingkat Kabupaten Brebes diisi dengan pemberian santunan kepada 100 anak yatim dan fakir miskin dan pembagian hadiah lomba Muharraman. Santunan diberikan sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak yang bernasib kurang beruntung.
Santunan diberikan oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti. Dalam sambutannya, Idza sangat gembira dengan gelaran Muharraman yang diisi dengan berbagai acara. Dia akan mengagendakan kegiatan Muharraman menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Brebes. (Wasdiun/Mukafi Niam)