Lawan Corona, Santri Al-Qodiri Jember Melakukan ‘Usaha Langit’
Rabu, 17 Juni 2020 | 22:00 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jember, KH Ahmad Muzakki Syah saat mengisi pengajian sebelum ada Corona. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Pondok Pesantren Al-Qodiri, lingkungan Gebang Poreng, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur cukup hati-hati dalam menjaga kesehatan santrinya, terutama di tengah hunjaman Covid-19. Penerapan protokol kesehatan cukup ketat untuk semua santri yang sudah kembali sejak Kamis (4/6) itu. Tidak hanya santri, tapi pengasuh, keluarga pengasuh, dan pengurus pondok juga wajib mematuhi protokol kesehatan.
Sarana kesehatan seperti tempat cuci tangan dan sabunnya, hand sanitizer juga bertebaran di sudut-sudut pesantren. Begitu juga, bilik semprot desinfektan juga di pintu masuk pesantren.
“Itu bagian dari ikhtiar kami, agar Corona tidak semakin merajalela. Pesantren dan santri harus memberi contoh kepada masyarakat bahwa pesantren juga patuh,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jember, KH Ahmad Muzakki Syah di kediamannya, Rabu (16/6).
Menurutnya, pengurus dan santri Al-Qodiri tidak boleh lengah dalam mematuhi protokol kesehatan. Sebab, pesantren adalah tempatnya orang berkumpul, dan isinya datang berbagai daerah, bahkan boleh jadi juga ada santri yang berasal dari zona yang cukup parah Coronanya. Karena itu, penerapan protokol kesehatan adalah suatu kewajiban.
“Tidak pandang bulu, semua wajib maskeran, jaga jarak, dan sebagainya,” lanjut kiai kharismatik tersebut.
Walaupun demikian, Kiai Muzakki tidak cuma mengandalkan 'usaha bumi’ yang berupa kepatuhan terhadap protokol kesehatan, tapi juga melakukan ‘usaha langit’. Sebab, katanya, usaha bumi selama ini sudah masif dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat, tapi hasilnya kurang menggembirakan. Eskalasi peningkatan jumlah posisif Corona terus terjadi. Oleh karena itu, saatnya usaha langit ditingkatkan.
“Kita berdoa, bermunajat kepada Allah, kita ketuk pintu langit agar Allah mengabulkan doa-doa kita, sehingga Corona segera menghilang,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang pengurus Al-Qodiri, Ustadz Ahmad Rifa’i menuturkan, bahwa semua santri diwajikan dzikir bersama selama satu setengah jam. Tempatnya di masjid, dan dimulai pukul 00.00 WIB. Dzikir tersebut khusus memohon kepada Allah agar Corona segera pergi dari bumi Nusantara. Selain itu, setiap shalat lima waktu berjamaah, juga di lakukan shalat tolak bala’.
“Itulah yang dimaksudkan dengan istilah usaha langit, intinya berdoa kepada Allah,” jelasnya.
Menurutnya, usaha bumi harus dilakukan, tapi usaha langit juga perlu ditingkatkan. Sebab, virus Corona dan semua penyakit adalah ciptaan Allah. Itu artinya, secara logika, untuk menghindar atau sembuh dari suatu penyakit, maka caranya adalah memohon bantuan kepada yang menciptakan penyakit itu.
“Jangan lupa bahwa yang menciptakan penyakit adalah Allah, maka kita minta kepada Allah agar penyakit itu dihilangkan,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua