Tegar Apriansyah (kiri), mahasiswa Unusia yang mengibarkan bendera Palestina setelah diwisuda pada Sabtu (15/6/2024) (Foto: Unusia)
Mufidah Adzkia
Kontributor
Jakarta, NU Online
Mahasiswa Sosiologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Tegar Apriansyah kibarkan bendera Palestina sesaat setelah prosesi pemberian ijazah dan pemindahan tali yang ada di topi toga. Aksi itu ia lakukan ketika wisuda Ke-10 Unusia yang berlangsung di Gedung Sasono Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (15/6/2024).
Tegar mengibarkan bendera Palestina dengan meneriakkan "Free Palestine," kemudian ia lanjutkan "Free, free, Palestine."
Aksi yang ia lakukan membuat riuh suasana wisuda dengan adanya teriakan balik dari para mahasiswa dan hadirin yang menyaut dengan kembali mengulang ucapannya.
Tegar mengaku bahwa aksinya adalah inisiatif dirinya sendiri sebagai bentuk kepedulian kepada perjuangan rakyat Palestina. Ia juga terinspirasi dari mahasiswa-mahasiwa luar negeri seperti di University of Austin dan Harvard University.
"Inisiatif sendiri karena memang melihat kondisi Palestina diserang bertubi-tubi bahkan ada pemboman di Rafah dan beberapa peristiwa yang terjadi di Palestina dan ini juga termasuk bagian dari kepedihan," ungkapnya saat diwawancara NU Online.
Ruang akademik
Tegar mengaku suara tentang kemerdekaan Palestina bukan hanya berada di ruang jalanan, tetapi juga di ruang lingkup akademik. Universitas sebagai ruang pengetahuan, kata Tegar, maka pengetahuan itu yang akan membebaskan. "Termasuk kebebasan atas kemerdekaan Palestina secara penuh," kata Tegar.
"Mahasiswa kan disebut-sebut sebagai satu saluran alternatif bagi masyarakat untuk menyuarakan termasuk bagi mereka yang memang memiliki keterbatasan untuk menyuarakan di wilayah mereka tersebut," tegasnya.
Atas aksinya itu, Tegar mendapat pelukan dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unusia Naeni Amanulloh. Naeni mengaku peristiwa tersebut menarik karena dari 344 wisudawan, Tegarlah yang berani menyuarakan mengenai kemerdekaan Palestina.
Atas respons Dekan, Tegar mengatakan, "Jadi, sebenarnya kan, saya juga nggak expect kalau Pak Dekan itu bakal gandeng saya. Karena setelah saya selesai diproses wisuda saya mengibarkan, lalu saya mau coba dimasukin lagi benderanya karena dianggap nanti khawatirnya ada persepsi negatif gitu. Namun, Pak Dekan memeluk dan bilang: Jangan ditaruh benderanya."
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua