Masjid Agung Jawa Tengah Dijadikan Ikon Wisata Religi Semarang
Senin, 27 Juli 2020 | 13:30 WIB
Ahmad Rifqi Hidayat
Kontributor
Semarang, NU Online
Memasuki kenormalan baru, beberapa lokasi wisata di Semarang telah dibuka. Salah satunya wisata religi di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Sebagai sebuah masjid yang menjadi ikon warga Jawa Tengah dan menyedot perhatian masyarakat, baik untuk beribadah, berkegiatan maupun berwisata.
Untuk mendorong potensi ekonomi yang ada, MAJT telah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya dengan memanfaatkan program pemerintah, seperti gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) yang dipersiapkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Sekretaris Pengelola MAJT KH Muhyiddin kepada NU Online, Ahad (2/7) mengatakan, pihaknya dan seluruh jajaran Pengelola MAJT bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Kota Semarang dan Kemenparekraf yang menunjuk MAJT menjadi lokasi gerakan BISA.
"Kami bersyukur ada perhatian dari pemerintah dan berterimakasih atas dipilihnya MAJT ditunjuk sebagai ikon wisata religi dan sekaligus sebagai lokasi gerakan BISA," ucapnya.
Ia berharap, wabah yang berdampak pada berbagai sendi kehidupan masyarakat segera hilang dan masyarakat bebas beraktivitas tanpa bayang-bayang ancaman virus Corona.
"Kita tetap memohon kepada Allah SWT agar segera mengangkat bencana Covid-19 ini dan semoga masyarakat dapat menjalankan kehidupan yang penuh berkah dalam menyongsong kenormalan baru ini," tuturnya.
Plt Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf RI Hanifah Makarim menjelaskan, gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yang digagas Kemenparekraf diselenggarakan di empat lokasi yang ada di Kota Semarang.
Gerakan bersih indah sehat dan aman (BISA) menandai dibukanya kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) sebagai kawasan wisata religi Kota Semarang (Foto: Ahmad Rifqi Hidayat)
"Gerakan yang dimotori oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kota Semarang yang terdampak pandemik Covid-19," ungkapnya.
Selain itu lanjutnya, gerakan BISA ini juga diharapkan dapat membantu Daya Tarik Wisata (DTW) khususnya Masjid Agung Jawa Tengah dalam menyiapkan dan menata tempat wisata untuk lebih siap dalam menghadapi kondisi kenormalan baru pasca Covid-19.
Setda Kota Semarang, H Izwar Aminudin menyampaikan bahwa Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa. Karena itu, untuk Pemerintah Kota Semarang mengandalkan sektor pariwisata sebagai penggerak perekonomian menggenjot perekonomian masyarakat. Ia mengakui, adanya pandemi Covid-19 berdampak pada industri pariwisata Kota Semarang.
"Selama beberapa bulan ini pariwisata di kota Semarang terpuruk dan berdampak juga kepada para pelaku pariwisata, dan ekonomi kreatif," ucapnya.
Disampaikan, Pemerintah Kota semarang sangat mendukung program dari Kemenparekraf yang tidak hanya memberikan manfaat bagi para pelaku pariwisata tapi juga DTW di kota Semarang, khususnya Masjid Agung Jawa Tengah," tuturnya.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua