Banyumas, NU Online
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Yuslih Udin mengatakan, media Sosial atau medsos adalah ladang basah bagi para kader Ansor dan Banser untuk menanamkan benih-benih kebaikan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang ramah.
"Untuk menyampaikan faham Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdilyah yang toleran, yang tidak sedikit-sedikit langsung marah," ungkapnya.
Kepada NU Online Ahad (26/1) Yuslih Udin mengungkapkan, banyak yang bisa dilakukan untuk mengisi medsos hal-hal yang positif. Hal itu sekaligus untuk menangkal unggahan yang menyerang dan memojokkan warga NU.
"Kita terlambat sedikit untuk sadar bahwa media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan nyata. Mereka, orang di luar komunitas kita memahaminya lebih dulu, namun sayangnya digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan kita, bahan cenderung malah menyerang kita," katanya.
Menurut pria yang akrab disapa Yuslih ini, adanya hal tersebut tidak boleh disikapi dengan sikap datar saja. Sebagai prajuritnya para ulama, Ansor Banser harus tegas dalam melawan orang-orang yang sering merusak citra NU di dunia maya.
"Melawannya bukan berarti harus dengan cara menyerang balik mereka, tetapi dengan cara memperbanyak konten-konten digital, baik berupa tulisan, meme, video ataupun audio tentang kebaikan untuk mengkonter konten buruk yang mereka sebarkan," jelasnya.
Maka dari itu lanjutnya, ilmu dan kemampuan untuk bisa mengelola media sosial sangat penting untuk dimiliki kader Ansor dan Banser, khususnya di tingkatan Ranting dan Anak Cabang yang menjadi ujung tombak gerakan.
Sabtu (24/1) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Purwojati menggelar pelatihan media sosial di Aula Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWCNU) Purwojati. Pelatihan tersebut diikuti oleh 20 peserta dari perwakilan ranting.
Ketua panitia kegiatan Destinar Indra Permana mengatakan, pelatihan tersebut merupakan upaya untuk membekali kader Ansor dan Banser kemampuan bermedia sosial. Selain itu juga untuk menambah wawasan tentang hoaks dan ujaran kebencian dan berlatih menjadi membuat konten digital.
"Untuk memberikan pemahaman tentang medsos dan yang utama adalah melatih mereka membuat konten digital, berupa tulisan, gambar, dan video," pungkasnya.
Kontributor: Kifayatul Ahyar
Editor: Abdul Muiz