Momen Muharram, Aneka Kuliner Jadul Meriahkan Bazar di Menara Kudus
Ahad, 31 Juli 2022 | 08:00 WIB
Salah seorang warga keturunan Tionghoa turut memeriahkan bazar kuliner jadul di Menara Kudus. (Foto: NU Online/Afina)
Afina Izzati
Kontributor
Kudus, NU Online
Perayaan tahun baru Islam 1444 tampak berbeda di lingkungan Menara Kudus. Pasalnya, tahun ini digelar bazar makanan dengan tema ‘Kuliner Jadul Empat Negeri’ yang berlokasi di taman Menara Kudus, Jawa Tengah.
Baca Juga
Menara Kudus, 30 Tahun Berjuang
Panitia acara, Muhammad Kharis mengungkapkan, kegiatan tersebut baru kali pertama digelar pada bulan Muharram. Pada tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan pada acara ta’sis masjid di bulan Rajab.
“Ini yang pertama kali berbarengan dengan momentum buka luwur makam Sunan Kudus pada bulan Muharram. Karena sebetulnya mau digelar pada bulan Rajab, tapi tertunda,” tutur Kharis kepada NU Online melalui telepon, Jumat (30/7/2022).
Menurut dia, pemilihan tema kuliner jadul adalah sebagai ajang mengenalkan kembali makanan-makanan zaman dahulu yang sekarang jarang ditemui lagi.
“Sedangkan untuk empat negeri adalah branding baru kota Kudus. Kita mengacu itu, karena memang Kudus adalah kota peradaban dari empat negeri yakni Jawa, Tiongkok, Arab, dan Barat,” tuturnya.
Kharis menambahkan, pemilihan tema tersebut juga dibarengi dengan ketersediaan menu kulineran dari empat negeri tersebut.
Pantauan NU Online pada Jumat (30/7) sore, di lokasi tersedia makanan khas Jawa seperti aneka bubur manis, pecelan, nasi goreng, dan lainnya. Ada juga makanan khas Tiongkok seperti kue kranjang, makanan khas Arab seperti nasi kebuli, dan makanan khas Barat antara lain salad, dan corndog.
Kulineran khas Tionghoa
Saat dihubungi langsung, Puguh, salah seorang penjual kuliner kampung Pecinan (warga keturunan Tionghoa) memberikan tanggapan positif dengan digelarnya acara tersebut.
“Bagus untuk UMKM sehingga bisa berkembang, kemudian bisa saling mengenal produk-produk dari kita, terlebih kita datang dari kampung pecinan,” ungkapnya.
Ia menuturkan, produk yang dijual adalah milik orang-orang keturunan Tiongkok yang ada di Wergu Kulon, Jati, Kudus. Terlihat makanan-makanan ringan seperti snack, tahu susu, kue kranjang yang dijajakan di lapak menghadap ke utara itu.
“Ingin ikut memeriahkan saja. Saya di sini diutus untuk menjaga untuk menjual produk-produk masyarakat di Wergu Kulon,” terang Puguh.
Hal senada juga diungkapkan penjual kuliner Jawa, Basyir, yang mengaku ingin ikut memeriahkan acara tersebut dan mengenalkan produk kepada masyarakat.
“Sebenarnya dulu sudah pernah ikut pada bulan Rajab. Sekarang ingin ikut lagi karena kita selama ini berjualan hanya melalui online dan menerima pesanan saja,” tuturnya sembari melayani pembeli.
Menurut Basyir, makanan yang dijualnya seperti puli kotoan, pecel klithik, nasi goreng jinten, adalah menu khas masyarakat Kudus daerah barat saat bulan-bulan tertentu.
“Kalau puli itu biasanya ada di Nishfu Sya’ban. Terus kalau pecel klithik itu biasanya dikasih untuk sedekah kepada para sesepuh. Ada juga bubur yang dibagikan pada bulan Muharram tapi kebetulan ini tadi pagi sudah habis,” ujarnya.
Basyir mengaku ingin menghidupkan kembali budaya-budaya asli Jawa, khususnya yang ada di Kudus dengan menjual makanan khasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua