Semarang, NU Online
Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Haris Shodaqoh mengajak umat Islam khususnya Nahdlyin untuk memperbanyak membaca istighotsah untuk menangkal berbagai penyakit khususnya virus corona.
"Mari kita semua bersabar dengan setulus-tulusnya, kondisi ini adalah cobaan dan ujian dari Allah SWT, maka marilah kita perbanyak membaca istighotsah," kata Kiai Haris sebelum memimpin bacaan istighotsah.
Hala itu disampaikan di hadapan ribuan jamaah rutinan pengajian Ahad Pagi yang memadati Pesantren Al-Itqon yang diasuhnya di Desa Bugen, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (15/3).
Disampaikan, dengan adanya ujian ini semoga semuanya dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa sebenarnya di luar kekuatan dan keperkasaan manusia ada kekuatan yang lebih dahsyat yaitu Allah SWT.
Karena itu ujarnya, sudah seharusnyalah umat Islam meminta kepada Allah SWT agar segera lepas dari ujian ini. "Ternyata kemampuan yang dibangga-banggakan manusia sekarang ini runtuh ketika menghadapi problem atau musuh yang tidak kelihatan," ujar Kiai Haris.
Beberapa rangkaian doa yang dibaca itu terdapat doa lima perisai umat Islam yakni Nabi Muhammad, Sayyidina Ali, Hasan, Husain, dan Fatimah yang membentengi dari ancaman virus dan berbagai sengatan.
Doa-doa itu dianjurkan untuk dibaca secara rutin. "Pada pengajian Ahad depan doa itu akan kita baca lagi bersama-sama di majelis ini disambungkan dengan doa istighotsah yang sebelumnya secara rutin juga dibaca," tuturnya.
Kendati ada imbauan dari pemerintah agar semua aktivitas yang melibatkan massa dalam jumlah yang besar ditunda realisasinya untuk menghindari penularan virus Corona, namun umat Islam di Semarang tetap menghadiri majelis taklim Ahad Pagi yang diselenggarakan di komplek Pesantren Al-Itqon.
"Pengajian dibagi dalam tiga sesi, meliputi sesi istighotsah yang dilanjutkan sesi kedua yakni pengajian kitab tafsir Al-Ibriz karya KH Bisri Mustofa Rembang," kata Zubaidi jamaah di Semarang.
Dikatakan, ketika majelis taklim ini masuk pada sesi pembacaan kitab Hikam yang dibaca Kiai Haris setelah ada jeda beberapa menit dari selesainya pembacaan kitab Al-Ibriz.
"Jumlah jamaah majelis taklim Ahad Pagi yang mencapai ribuan. Hampir dipastikan mereka tahu semua adanya himbauan itu. Namun pada Ahad pagi mereka tetap bergerak di satu titik, yakni Pesantren Al-Itqon untuk ngaji rutin," jelasnya.
"Kami ingin ada nasehat dan petunjuk dari Romo Yai Haris, bagaimana dan apa yang dilakukan menghadapi masalah Corona yang menghebohkan ini," imbuhnya.
Harapan Zubaidi bersama sebagian jamaah itu benar. Sebelum kegiatan dimulai, para jamaah diberi selembar kertas putih berisi tulisan untaian doa-doa meminta pertolongan atas datangnya ujian hidup ini.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz