Gambar replika Museum Islam Nusantara sebagai destinasi wisata religi di Lasem Rembang. (Foto: Dok. Masjid Jami' Lasem)
Afina Izzati
Kontributor
Lasem akan segera memiliki destinasi wisata religi baru tahun ini, yakni Museum Islam Nusantara. Ia hadir di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Rembang, tepatnya di Lasem. Kehadiran wisata baru ini sangat dinanti masyarakat setempat.
Abdul Hamid, salah seorang warga, mengaku tak sabar menanti diresmikannya museum tersebut. “Saya tidak sabar menunggu Museum Islam Nusantara itu jadi. Pasti akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Lasem sendiri, termasuk saya,” ungkapnya kepada NU Online, Selasa (3/3).
Ketua Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PAC IPNU) Kecamatan Lasem ini menyampaikan kebahagiaannya menyusul bakal hadirnya Museum Islam Nusantara di Lasem. Ia berharap, proses pembangunan museum tersebut berjalan baik dan lancar, sehingga dapat segera selesai sesuai rencana.
Hal senada disampaikan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami’ Lasem, Abdullah Hamid. Pembangunan Museum Islam Nusantara, kata dia, masih terus berjalan hingga kini. Lokasi strategis yang dipilih berada di belakang Masjid Jami’ Lasem, mengingat dekat dengan makam para ulama dan sesepuh Lasem yang kerap dijadikan tujuan wisata religi.
“Peletakan batu pertama pada 5 Oktober 2014 di komplek Masjid Jami’ Lasem oleh Bupati Rembang. Saat itu hadir perwakilan dari Pemprov Jateng, anggota DPRD Jateng, kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang. Pengurus masjid juga ikut mendampingi, serta dari Padepokan Sambua,” kenangnya.
Hamid menambahkan, pembangunan Museum Islam Nusantara dimulai sejak Desember 2019. Rencananya, selesai pada pertengahan 2020. “Sekitar Juni diharapkan pembangunan beres sehingga dapat diresmikan pada Agustus berbarengan acara haul Mbah Sambu yang makamnya berada di kompleks Masjid Jami’ Lasem ini,” tuturnya kepada NU Online, Rabu (4/3).
Merawat Cagar Budaya
Menurut Abdullah Hamid, ide pembangunan museum tersebut berawal dari keinginan untuk menjaga dan merawat barang-barang kuno peninggalan sesepuh Lasem yang menjadi cagar budaya Masjid Jami’ dan perpustakaan masjid yang diketuainya.
Museum yang rencananya dibangun tiga lantai ini, lanjut dia, akan dibuka untuk masyarakat umum. Secara rinci, lantai satu akan dibangun kamar mandi dan pos. Lantai dua dijadikan penginapan atau peristirahatan. Lantai tiga difungsikan untuk museum.
Tidak hanya barang peninggalan khusus daerah Lasem, namun seluruhnya terkait nusantara, seperti jejak Islam Nusantara dalam dakwah Wali Songo, terutama Lasem sendiri.
“Nantinya, benda-benda yang dijadikan koleksi Museum Islam Nusantara berupa manaqib ulama Lasem, manuskrip, mimbar masjid, soko guru, paku emas, koin, serta barang bersejarah lainnya,” terang Hamid.
Saat ini penyiapan dan inventarisasi koleksi museum terus dilakukan dan diperbarui. Dilansir dari Suara Muria (2/3), setidaknya ada 200 item yang akan menjadi koleksi Museum Islam Nusantara di Lasem itu. Serta ada 100 item keramik dari berbagai zaman yang ditemukan di sekitar daerah ini.
Pembangunan gedung ini menelan biaya tidak sedikit. Sekitar 2,5 miliar rupiah dibutuhkan untuk membangun museum tiga lantai dengan arsitektur Rumah Gadang tersebut. Selain dari swadaya masyarakat dan masjid, pembangunannya mendapat dukungan dari APBD Provinsi Jawa Tengah.
Sebagai Ketua Cagar Budaya Masjid dan Perpustakaan, Abdullah Hamid berharap Museum Islam Nusantara setelah rampung dibangun dapat terawat dengan baik. Agar museum tersebut menjadi cagar budaya dan menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua