Rembang, NU Online
Kabar meninggalnya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) pada Ahad (2/2) meninggalkan duka yang mendalam bagi warga NU di Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lasem, KH Sholahuddin Fatawi menuturkan sangat terkesan dengan sikap dan sosok seperti Gus Sholah yang sangat sejuk dalam menyampaikan pesan dakwah serta kritis yang proposional terhadap sesuatu.
"Kami segenap PCNU Lasem, turut berbela sungkawa atas wafatnya salah satu tokoh penting nasional yakni KH Salahuddin Wahid cucu dari KH Hasyim Asy'ari. Kami melihat beliau merupakan sosok yang sejuk dalam menyampaikan dakwah serta kritis dalam menanggapi sesuatu," kata Gus Din sapaan akrab KH Solahuddin Fatawi.
Gus Din menerangkan, sosok Gus Sholah sebagai figur yang selalu melihat sebuah permasalahan dengan kacamata solutif serta harmonis. Peduli dengan pengembangan Islam yang moderat, yang bisa berada di tengah dan merangkul semua orang.
"Gus Sholah merupakan figur yang saat melihat permasalahan menggunakan kacamata solutif serta harmonis. Sehingga dengan siapa saja selalu menunjukkan sikap yang moderat, santun, arif serta bijaksana," tuturnya.
Selain itu Gus Din menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Gus Sholah, saat dirinya sowan ke ndalem beliau. Ia juga menuturkan banyak pesan yang didapat saat bersilaturahmi dengan Gus Sholah, salah satunya semangat dalam mengembangkan ajaran moderat serta semangat harmonisasi.
Ia juga berharap para generasi bangsa mampu meneruskan estafet nilai arif yang telah diajarkan serta dipraktikkan oleh Gus Sholah. Sehingga situasi sosial inklusif akan mudah dijumpai dalam berbangsa dan bernegara.
"Terkahir bertemu dengan Gus Sholah, saat kami berkunjung ke Tebuireng. Kami banyak mendengarkan pesan-pesan penting yang disampaikan, baik dalam berorganisasi di NU ataupun harmonisasi kehidupan sosial. Kami berharap mampu istiqamah dalam mempraktikkan nilai kehidupan yang telah beliau ajarkan, baik dalam berbangsa, bersosial, maupun dalam berorganisasi," pungkasnya.
Kontributor: Misbachul Munir
Editor: Abdul Muiz